Pengamat Jadi-jadian di Tahun Politik 2014

Banyak fenomena yang menarik di musim panas politik 2014 ini. Tiba-tiba muncul banyak pengamat politik yang bertebaran di Facebook dan Twitter. Para pemilik akun tersebut saling unjuk kebolehan dalam mengulas berbagai dinamika politik yang bergejolak di negeri ini. Tak jarang saling perang opini hingga di taraf debat dan perang urat syaraf. Berlagak seperti orang yang […]

Ketika AD/ART Parpol Diganti Berita

Masih tune in dalam pembicaraan politik. Fenomena yang menarik hari ini adalah melihat komentar para pengguna media sosial tentang baik dan buruknya partai sebatas kasus yang diangkat media. Di tulisan saya sebelumnya telah saya tulis bagaimana media hari ini sulit dipercaya bahwa mereka serius memberitakan sebuah fakta mengingat mereka juga berbisnis dengan berita itu. Pertanyaan […]

Bahasa, Distorsi Makna dan Citarasanya

Karena bahasa itu induk ilmu pengetahuan (al lughah ummul ulum). Maka cara singkat menghancurkan sebuah bangsa ya rusak citarasa bahasanya. Gimana? salah satunya bangun bom opini dengan media agar masyarakat memiliki stigma terhadap sebuah kata. Jika opini yang dibangun atas Islam itu menggunakan berita2 terorisme, maka masyarakat akan berimajinasi dan ngeri saat mendengar kata Islam. […]

Begitu luasnya perspektif kita

Saya ambil contoh ya. Misal dalam kasus Malaysia Airlines Penerbangan MH370 yang sudah membuat dinding facebook kita ramai dan para penyedia informasi ini mereguk untung gedhe (lihat di webnya kalo ada slot iklan Google Adsense). Jika kita menggunakan cara pandang Incumbent Malaysia : itu pembajakan oleh loyalisnya Datuk Anwar Ibrahim, katanya begitu Jika kita menggunakan […]

Politik & Perilaku Politik

Wah wah, setelah beberapa hari ini sesekali terganggu dengan konfrontasi pembully-an para pendukunga partai, tokoh atau apa pun di dinding facebook, sepertinya aku perlu ikut-ikutan membuat opini saja deh. Kali ini aku fokus untuk melihat sisi menarik dari perilaku politik masyarakat pengguna media sosial. Terlebih dulu aku membuka diskusi politiknya. Maaf biar nanti tidak salah, […]

Adik-Adik, Berpikirlah Efisien

Sudah dua periode ini aku masih mendapatkan kepercayaan untuk membersamai siswa-siswa pilihan di sebuah SMP Islam untuk belajar tentang matematika. Yip, mereka tidak belajar matematika seperti biasanya, apalagi sekedar les tambahan materi. Mereka mengasah logika mereka untuk memecahkan soal-soal olimpiade matematika. Menjadi fasilitator (bukan pembina) di persiapan olimpiade matematika selalu memberikan sensasi tersendiri buatku. Sejak […]

Urban Legend #3

oleh Harry Hassan Santosa “Masya Allah, ya tentu saja kita tidak boleh membenci negara sayaang”, saya menenangkan emosi anak perempuan saya yang berusia 12 tahun itu. Sambil membereskan tas travel, saya melanjutkan, “Hanya saja, para pengambil kebijakan di negara ini masih berfikir untuk meniru negara lain, bukan mensyukuri kehebatan yang Indonesia miliki. Itulah mengapa persekolahan diseragamkan […]

Menghidupkan Daya Kritis Siswa #2

Solutif & Kontributif Ada yang berpendapat bahwa mengajak diskusi anak SMP untuk sadar masalah lingkungan dan ekonomi sejak dini itu terlalu tinggi. Mungkin iya jika bahasannya pake terminologi anak kuliahan. Lha kalo yang dibicarakan adalah kebiasaan buang sampah yang sembarangan itu masak ya dianggap terlalu tinggi. Selama ini kita hanya protes soal kebiasaan membuang sampah […]

Menghidupkan Daya Kritis Siswa #1

Sadar Masalah Tulisan hari ini adalah refleksi dari perjalanan kegiatan Science Club. Hal mendasar yang membuatku harus terus memutar otak adalah membangun kesadaran siswa akan sebuah masalah. Karena pendidikan hari ini cenderung membuat siswa meminiaturkan masalah, artinya mereka melihat masalah bukan karena itu masalah, tetapi karena buku yang mereka baca mengatakan itu masalah maka mereka […]

Urban Legend #2

oleh Harry Hassan Santosa Saya biarkan beberapa saat pak Sopir yang matanya nampak sedang menerawang mengenang masa lalunya. “Yaa itulah pak, kami berusaha memperbaiki nasib dengan kuliah di kota”, kenang pak Sopir, dengan suara agak parau. Saya bergumam,”…hmmm lalu?”. “Saya dan kawan-kawan di desa, merasa bisa lebih sejahtera jika bisa sekolah setinggi-tingginya. Bukankah begitu Pak?”, pak […]