Ini kisah di hari keduaku mengajar ekstra kelompok sains di SMP Islam al-Abidin. Kali ini siswa-siswanya adalah adik-adik kelas VIII dan IX. Yah, mereka jauh lebih tertata dari pada yang sebelumnya. Jelas, secara udah ngoyot satu dan dua tahun di situ, masak ya masih sama kayak adik-adiknya. Sebagai siswa senior mereka sudah mendapatkan kultur belajar yang lebih mapan. Jika sebelumnya siswa-siswanya kalo yang hobi ramai ya clotehan melulu, yang anteng kelewat anteng, yang ini sudah lebih seimbang. Mereka berimbang dalam diam dan aktif. Dan tentu saja karena suasana belajar hari ini di luar ruangan, itu yang membuatku bisa menikmati pembelajaran tadi pagi.
Di halaman sekolah yang bersih segerombolan anak bersila untuk mendengarkan sharing dariku sambil sesekali mereka menanyakan sesuatu terkait maksud kegiatan ini. Yah, asyik juga ya ngobrol dengan adik-adik yang masih fresh. Dan tahu, nggak ketika pembelajaran itu belangsung, matahari sudah sepenggalah naik. Rasa hangat yang hampir mendekati derajat panas mulai terasa di kulit hingga butiran-butiran keringat pun keluar satu per satu. Hmm, aku memotivasi mereka untuk bertahan, karena UV pagi itu sangat baik untuk kesehatan tulang, terutama bagi yang tidak suka minum susu. (Lho apa hubungannya? Cari sendiri)
Setelah saling berkenalan dan membuat kesepakatan akhirnya berakhirlah kelas yang menurutku terasa lama lantaran bingung juga mau ngapain lagi. Mau ngajakin nyanyi-nyanyi kayak TPA, adik-adik yang akhwat malu-malu dan sepertinya memang tidak usah, karena itu lebih baik bagi mereka. Diminta tanya belum pada tertarik untuk bertanya. Dan aku sampai bosan bercerita, karena juga tidak baik terlalu banyak bercerita. Semoga tugas mencari semua “tumbuhan yang berbau wangi” dapat berjalan dengan baik. Dan selesailah tulisan pagi ini.
pak gurunya memang suka aneh2…
tahu aja
tadi aku ke sana loh dik.. gantiin dita di tata boga.. hahaha..ga nyambung banget kan -_____-” peminat tata boga banyak banget..seratus lebih kali..eksul seneng2 itu mah! masak-masak..makan-makan..haha..
trus …..?
reaksi seperti biasa.. haha. gw mau niru ah.
Subhanallah….
perlu byk belajar dr Al Abidin,
mentor-mentornya, asatidz/dzah yg begitu bersemangat,
serta keteraturan setiap program2nya.
#afwan ya….numpang lewat 🙂
Ya semoga saya bisa belajar banyak di sana!
Loh…bukane malah antum yg turut andil dlm prestasi yg diraih Al abidin?
berarti dika kenal miss Shinta ya…?
sy tdk tau persis bagaimana pola kerja di Al Abidin.
cuma kalau melndengar prestasi-prestasinya dengan usia sekolah yang msh sangat muda cukup menginspirasiku.
Saya baru ngajar belum lama. Cuma jadi guru ekstra sains aja mbak.