Sebuah momentum spesial terjadi di hari raya Jumat ini. Tatkala kuagendakan shalat jumat di masjid kampus (yang sementara dialihkan ke Student Center selama masa pembangunan kembali), di barisan depan kulihat seorang lelaki yang sangat tampan bersama anaknya yang lucu. Kukira beliau tamu yang ikut shalat di sana. Oh ternyata beliau didaulat menjadi khatib dan imam shalat Jumat hari ini. Aku lupa nama beliau, yang pasti beliau adalah seorang doktor dari Damaskus Suriah yang mengajar sekolah tinggi al-Quran di Isy Karima Karang Pandan Karanganyar. Beruntung sekali rasanya bisa menghadiri majelis yang luar biasa ini.

Pertama beliau mengawali khutbah dengan pujian kepada Allah dan shalawat. Larik kata-kata dan pengucapan beliau yang memang native speaker bahasa Arab terasa lembut di telinga (apalagi aku masih anget-anget kuku ikut tahsin sampai hari ini, oh indahnya butiran mutiara yang keluar dari lisan beliau). Dengan mantap dan penuh tenaga seperti yang terpancar dalam sorot matanya, beliau sampaikan nasihat-nasihat berharga kepada para jamaah yang kebanyakan adalah mahasiswa UNS, kaum muda yang dicitakan sebagai agen-agen perubahan bangsa yang akan menjadi pelanjut perjuangan. Dan tidak kalah semangatnya, ustadz Syihabudin selaku penerjemah menyampaikan mutiara nasihat sang syaikh dengan berapi-api. Benar-benar shalat jumat yang spesial.

Apa nasihat beliau? Sebagai umat Islam, hendaknya kita sadar bahwa ke-Islam-an kita hari ini adalah karena perjuangan Rasulullah untuk memulai dan merintis dakwah ini dengan tegar. Beliaulah teladan bagaimana merintis dakwah untuk memperbaiki peradaban umat manusia, sehingga kita bisa menyaksikan sebuah peradaban yang tidak pernah tertandingi kemuliaan dan kekuasaannya. Yang agung dan menyejarah, menyerlah berbagai kisah indah yang tidak akan pernah bisa dikikis meskipun musuh-musuh Islam berupaya menghapusnya.

Sebuah kekaguman beliau ungkapkan. Di negeri asalnya, Islam disebarkan dengan dukungan peperangan, tetapi di Indonesia Islam tersebar dengan damai lewat hubungan muamalah. Ini merupakan anugerah yang indah yang benar-benar luar biasa bagi bangsa Indonesia. Maka selayaknya kita bersyukur dengan senantiasa menyuburkannya di bumi pertiwi ini.

Hari ini, kaum intelektual muslim memiliki potensi yang luar biasa. Dalam upaya menjaga tegaknya syariat Islam, peran pemuda sangat diperlukan. Jangkauan dakwah dari para mahasiswa yang tersebar dalam berbagai fakultas dan berbagai disiplin ilmu justru lebih luas dan strategis. Maka jadilah dokter, insinyur, guru, peneliti yang senantiasa menjaga kemuliaan dien ini dengan berdakwah dan menebarkan kebaikan di mana pun berada. Peran para intelektual muslim hari ini jauh lebih penting untuk menggiring umat kembali kepada para ulama mereka. Sinergi antara kaum intelektual dengan para ulama agama ini akan menjadi kunci kemenangan dakwah Islam.

Jika kita mencintai Rasulullah, maka peran kita hari ini sebagai kaum intelektual muslim harus dibuktikan. Kita buktikan bahwa Islam itu adalah rahmatan lil ‘alamin. Jangan biarkan mulut-mulut orang kafir menghina Rasulullah karena umat Islam hari ini tidak dapat menjadi teladan. Saat ini musuh-musuh Islam berusaha menjatuhkan kehormatan Rasulullah, namun sebenarnya mereka sedang menghina diri mereka sendiri karena nama Rasulullah akan tetap harum menyejarah dan tercatat dalam setiap kalbu bahkan di kalbu orang-orang kafir yang mengenal dekat beliau.

Dengan peran kita, mari kita hidup dengan menegakkan syariat Islam ini. Katakan kepada dunia dan tunjukkan bahwa Islam adalah tatanan hidup yang paling indah. Kita yakin bahwa suatu saat, Islam akan berjaya kembali. Pasti. Dan khutbah pun diakhiri dengan memanjatkan doa yang luar biasa. Beliau memperbanyak doa untuk pembebasan dan kemenangan Suriah. Semoga Allah menjaga umat Islam di sana yang senantiasa memegang teguh al-Quran dan sunnah dalam manhaj salafus shalih.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.