Kabar Sekolah Kami

Pagi-pagi kami bangun dalam keadaan menggigil. Sudah subuhnya telat, kami pun harus segera beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tahukah dengan apa kami mandi dan mencuci baju selama di sini? Air sungai. Beneran, itu air sungai yang mengalir dari kampung sebelah yang katanya sering dipakai untuk memandikan sapi itu terus mengalir jauh ke tempat kami, disedot dengan sanyo dan kini harus kami manfaatkan untuk mandi. Entahlah, bismillah semoga semua baik-baik saja.

Kejutan berikutnya adalah kami ditakdirkan bertetangga dengan pasangan mantan TKI yang tiap hari bekerja di sebuah perusahaan pertambangan dan wanita Brunei. Mereka dikaruniai 5 anak yang tinggal di sebelah kami dengan ruangan yang luasnya sama dengan kami. Berapa luas rumah yang kami tempati. Kontrakan di sini luasnya 4 x 5 saja. Bayangkan keluarga ini punya anak lima, 3 putri, 2 putra mendiami kontrakan di sebelah kami dan sedang bertengkar. Tentu hal itu adalah konser paling meriah sedunia mengingat anak yang paling tua baru berusia 12 tahun. Dan mas Baihaqi bilang, dia sudah tidak tahan dan ingin pindah dari situ. Lalu bagaimana dengan kami?

Tapi sudahlah, kami baru menikmati konser meriah itu kemarin sore. Pagi ini kami melihat tiga dari mereka berseragam. Siap menemani kami untuk berangkat ke sekolah. Karena mereka juga bersekolah di SD yang akan kami kunjungi. Tempat di mana mas Baihaqi melakukan pendampingan.

Sekolah tersebut seperti halnya sekolah pada umumnya. Kelasnya sudah sangat bagus menurutku. Tidak ada yang berbeda dengan sekolah di Jawa. Berdiri megah di antara bangunan-bangunan rumah para penduduk. Bahkan ruangannya pun cukup banyak, lebih dari cukup untuk kebutuhan belajar mengajar. Tapi sedikit cerita dari pendamping ketika ngobrol-ngobrol sebentar tadi malam sudah membuatku waspada. Di balik bangunan besar ini sesungguhnya ada perang dingin yang sedang berkecamuk. Perang yang tidak saling merasa dimusuhi meskipun masing-masing merasa perlu untuk memusuhi yang lain. Oh, ironi berikutnya di pagi pertamaku di Berau.

bersambung …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.