Petang tadi, usai pulang dari apartemen mas Ferdi, ku tatap lekat-lekat keindahan kota Wuppertal dan lampu-lampu yang bersinar di Bergische Universitat, hemm malam ini adalah malam terakhirku di kota yang permai dan tenang ini.
Begitu sampai di Gastehauss, Prof. Liu Linlin (tetangga di kamar sebelah) mengajak kami menikmati kopi hitam sambil berbincang. Ramah sekali beliau, oh semoga suatu saat nanti bisa berkunjung ke Xi’an University, China, tempat beliau mengajar. Karena beliau sudah memberi hadiah cantik buat kami, akhirnya kami pun menyerahkan baju batik dan beberapa gantungan kunci batik buat beliau. Dan kami abadikan kebersamaan kami di depan ruang pertemuan apartemen kami.
Hemm, beginilah ketika akhirnya mendapat kesempatan bergaul dengan banyak orang di berbagai belahan dunia. Ada cara pandang baru bagaimana kita mencoba berkontribusi untuk dunia ini meskipun kecil. Bekerja bersama untuk menjaga bumi ini sesuai dengan peran dan kiprah masing-masing.
Wuppertal, salam hangat untukmu malam ini. Semoga suatu saat nanti aku dapat berkunjung ke sini lagi. Menyapa kembali orang2 yang ramah ini, memberi hadiah untuk orang yang sudah kami anggap seperti kakek sendiri, Prof. Tausch.
Syahdu, rindu, aku ingin mendapatkan pelajaran hidup lebih banyak lagi di rihlah-rihlah berikutnya. Aku ingin sekali menggali nilai-nilai hidup di berbagai belahan dunia ini, agar aku memiliki cerita yang baik-baik untuk anak-anak dan keturunanku nanti.
Terima kasih Allah, dengan segala kekuranganku, dengan segala perjuanganku, Kau biarkan aku mengembara dan merasakan kehidupan yang berbeda hari ini. Ampunilah segala kesalahanku karena kebodohanku ini.
reposted from my FB status