Paris Menyambut Kami (24 Desember 2012)
Ketika bus EUROLINES berhenti di Gallieni Gare-Internationale-Rotiere (alias garasi Internasionalnya bus EUROLINES di Paris), aku merasakan ada perbedaan antara Jerman dan Paris. Yah, memang benar apa yang diceritakan mas Ferdi, kota Paris tak sebagus dan serapi Jerman dalam hal manajemen perkotaan dan sarana transportasinya. Setelah menimbang-nimbang, awalnya kami hanya ingin jalan kaki dari Gallieni menuju tempat-tempat indah di zona 1. What? Itu gila kawan. Sudahlah, setelah berjalan hampir 1 km dan kebingungan, akhirnya kami memilih kembali ke Gallieni dan membeli Paris Visit Pass.
Mengacu pada pengalaman ke Parisnya mbak Nella, harusnya tiket sehari itu 12 euro untuk zona 1-3. Eh, ternyata ada tiket sehari yang khusus zona 1 saja dan harganya cuma sekitar 6 euro sekian (lupa harga pasnya, cz nyari di online juga sepertinya tiket jenis itu ga ada di daftar). Wah spesial banget nih, kebetulan karena waktu tamasya kami tak banyak jadi cukup tiket untuk zona 1 saja sudah cukup. Karena hampir 50 % tempat indah di Paris itu tercakup di zona 1 seperti menara Eiffel dan Museum Louvre. Jadi biayanya jadi lebih murah. Bisa buat beli tambahan oleh-oleh deh.
Akhirnya dengan tiket kecil itu kami segera menaiki metro (sebutan untuk kereta bawah tanah di Perancis dan Belanda, kalau di Jerman namanya U-Bahn) menuju Gambetta. Dari Gambetta kami menaiki bus nomor 69. Bus inilah yang mengantar kami ke tempat-tempat indah di kawasan zona 1. Berikut adalah rute bus 69.
Karena waktu itu masih jam 7 pagi (artinya matahari belum terbit), maka kami tidak jadi ke Museum Louvre dulu, tetapi langsung menuju menara Eiffel. Usai menunaikan shalat subuh di bus, kami sempat melihat keindahan piramida di depan Louvre ketika pagi hari. Wah indahnya. Bus terus melaju dan mengantarkan kami ke tempat berdirinya salah satu 7 keajaiban dunia, Menara Eiffel. Alhamdulillah, bus berhenti di Camp de Mars – La Bourdonais, rute terakhir bus ini sebelum berbalik arah ke Gambetta.
…. bersambung