Seperti halnya Prof. Tausch, rupanya Dr. Claudia juga memiliki sesuatu kejutan untuk kami. Siang-sore ini beliau mengajak kami mengunjungi sebuah kastil tua yang berada di kawasan Solingen. Kota kecil yang berada di dekat Wuppertal. Wah, sesuatu banget. Ibu dua anak ini ternyata sangat perhatian juga kepada kami seperti halnya Prof. Tausch yang sudah kami anggap seperti kakek kami sendiri.

Dengan mobilnya yang nyaman, kami diantarkan ke sebuah kastil yang berada di puncak bukit, Schloss Burg Castle namanya. Sebuah kastil tua yang sangat bagus dan indah. Karena suasananya hujan, jadi kami tidak begitu leluasa menikmati perjalanan kami karena harus berpayung dan sesekali menepi ketika tepaan angin yang kencang datang ke arah kami. Jadi ingat ucapan Prof. Tausch sebelum kami pergi tadi, “Take care on your journey, enjoy your trip with Dr. Claudia in cloudy!”. Ini mah ga mendung lagi Prof, sudah hujan malahan.

Tetapi tidak masalah karena di sana kami bisa menikmati berbagai keindahan tempat-tempat yang dulu hanya seperti mimpi atau hanya bisa kulihat di film-film kolosal Eropa. Hari ini aku melihat style para ksatria di kala itu dan berbagai bangunan di kastil yang megah itu. Tak lupa juga kutatap dengan lekat bendera yang berkibar di atas kastil. Yah itu bendera yang sekarang dipakai sebagai simbol universitas Wuppertal. Sebuah gambar singa yang melambangkan keberanian bangsa Jerman. Tentang Schloss Burg, silahkan langsung main ke sini saja atau ke sini saja.

Dan ternyata di sana ada galeri Barakah, sayangnya hari itu Kastil tidak dibuka jadi kami hanya menikmati visualisasi dari luarnya saja. Waktu kutanyakan ke Dr. Claudia tentang nama galeri itu, beliau menjawab tidak yakin apakah itu milik orang Indonesia atau bukan. Intinya di lingkungan kastil ini banyak berjajar galeri-galeri barang antik yang dijual. Di samping itu, kami bisa melihat perbukitan yang terbentang  di kawasan Wuppertal, ternyata kawasan ini mirip daerah pegunungan seribu seperti Gunungkidul. Dan aku membayangkan kalau musim semi, pasti indah banget deh. Di musim dingin seperti ini saja sudah keren, apalagi di bulan Juli-Agustus nanti. Keren banget.

Singkat cerita, setelah kami berfoto-foto ria (pasti dong, meskipun hujan-hujanan), Dr. Claudia mengajak kami makan bersama di sebuah restoran di dekat situ. Wah harganya cukup mahal, menunya Jerman only, alias kami ga mudeng apa pun. Intinya kami cuma bilang ke beliau, no pork alias keini Schwein. Hampir saja lupa, aku hari itu puasa. Wah, ga kebagian dong. Ga papa. Karena ternyata ketika teman-temanku makan dengan menu vegetarian sejati, mereka menahan agar tidak nyengir gara-gara makanan yang mereka kunyah tidak karuan rasanya. Campuran antara nasi, wafel, dan susu. Ga kebayang gimana rasanya. Pasti kalau aku ikut makan akan muntah.

Sambil makan Dr. Claudia berbagi cerita kepada kami tentang pendidikan dan pengalamannya pertukaran pelajar di Kanada. Wah-wah, ternyata beliau keren juga. Di masa kecilnya sudah mengembara ke negari orang. Ketika menjadi dosen di kampus, nikahnya pun dengan seorang guru di Gymnasium. Seperti di Indonesia, terkadang pasangan guru itu ya guru, cuma beda tempat saja. Doktor yang cantik dan terkenal ramahnya ini, ternyata mentraktir kami semua, aku yang tidak ikut pesan dibawakan roti-roti yang disuguhkan untuk dibawa pulang. Masih beruntung aku yang membawa makanan yang lebih enak dari yang dimakan teman-teman (sambil menjulurkan lidah), dan kalaupun ada yang tidak enak itu bisa dibuang (karena di makan di rumah).

Kesimpulannya, sore ini kami mendapatkan pelajaran berharga pentingnya belajar mengenali daerah dengan cepat. Kenali budayanya, kenali makanannya dan cari pengalaman sebanyak-banyaknya. Berkeliling eropa di awal-awal itu tidak sepenuhnya enak seperti dalam bayangan kita ketika masih di tanah air. Bagaimana makanan kita (ini menghimbau saudara-saudariku sesama muslim), bagaimana shalat kita, semua itu adalah ujian sekaligus tantangan untuk menguji seberapa besar kedewasaan kita dalam menyikapi hidup ini.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.