Sahabat, aku terkadang mempertanyakan hakikat kedamaian. Apa sesungguhnya kedamaian itu? Apakah ketiadaan perang. Apakah ketika semua materi tercukupi. Apakah setelah semua orang menikmati kebebasannya.
Ah sepertinya tidak sesederhana itu juga. Bukankah pembebasan suatu wilayah yang tertindas itu terkadang membutuhkan perang. Bukankah saat materi berlimpah terkadang orang-orang lupa bersyukur sehingga justru timbul kejenuhan hidup. Bukankah ketika orang menikmati kebebasannya maka timbullah perilaku yang aneh-aneh dan rusak.
Maka cukuplah ketika merasa bebas, lalu berbuat maksiat, maka kedamaian itu menghilang. Maka ketika kita masih terus mengulang kesalahan, sesungguhnya kita kehilangan hati yang damai. Dan kegalauan yang sesungguhnya adalah ketika kita kehilangan kedamaian hati. Kedaiaman yang dianugerahkan Allah sebagai akibat dari ingatan kita yang senantiasa ditujukan pada-Nya, dalam cinta, dalam harap, dalam takut, dan dalam perasaan selalu diperhatikan-Nya.
Tiba-tiba aku teringat dengan satu syair yang pernah disenandungkan oleh Brothers yang masih aku ingat dan sesekali aku mainkan dengan piano ketika di basecamp PINTU.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=WzWBDCFxiOE]Kedamaian
Damaikan perasaan lupakan segala kedukaan
Leraikan sengketa yang melanda di antara kita oohh…
Usahlah dikenang segala kedukaan lama
Biarkan ianya terlerai dari hati mu oh teman
Jangan diulang kesilapan lama
Bersama kita pastikannya
Kerana orang beriman tidak melakukan
Kesilapan berulang kali
Lihatlah hari esok
Yang bakal kita hadapi bersama
Semoga ia menjanjikan
Ketenangan yang kita cari
Ku tahu kita merindukan,
Ku tahu kita mengidamkan
Ketenangan dan kedamaian
Hemm, semoga rasa galau pagi ini dapat terobati. Entah mengapa, hal-hal yang tidak sempurna dari diri lebih sering disesali saja ketimbang diperbaiki. Lebih sering diulangi ketimbang diperbaiki. Tetapi setidaknya karunia-Nya berupa hati yang mengerti dan sadar diri masih menjadi hal yang selalu terucap dalam doa dari lisan yang bodoh ini. Semoga semakin hari semakin membaik.