Suatu hari di kelas yang aneh, sebuah ujian kompetensi dasar tengah dilangsungkan. Banyak siswa “belajar” di tengah ujian yang mengerikan tersebut. Karena serius, “belajar”nya sambil sembunyi-sembunyi. Ada yang “belajar”-nya efektif dengan secarik kertas ilegal. Bahkan ada yang sangat aktif menghidupkan suasana ujian dengan “diskusi”, “tanya jawab”, dan saling “bertukar pikiran” (baca bertukar jawaban). Sangat aneh sekali.

Guru  : “Anak-anak, kalian tidak boleh mencontek ya! Ga boleh curang! Ga boleh …..! Kalian harus jujur!”

Murid : “….. itu apa Pak?”

Guru  : “Pokoknya ga boleh …..!”

Murid : “Emang Bapak dulu ga pernah nyontek ya, ga pernah curang ya, ga pernah ……. ya? Wah jujur, keren! Pasti nilainya dulu jelek-jelek! Soal ujiannya kan sulit-sulit!”

Kelas yang mulanya sepi tiba-tiba dipenuhi gelak tawa. Ada  siswa yang sedang pilek dan ingusnya membentuk angka 11, sebagian tersembur berserakan dilembar jawabnya. Ada yang kencing di celana dan airnya ada yang sampai masuk lagi ke kulit. Ada yang kram perut. Ada yang tiba-tiba ayan. Ada yang kembung karena kebanyakan udara yang masuk tersedot oleh perbedaan tekanan udara luar dan dalam perut yang mencolok. Ha ha ha, kelas yang kacau.

Guru  : “Diammmmmmmmmmmmmmm! Bapak tu ngasih nasihat kepada kalian biar kalian jadi siswa yang berkarakter baik dan berbudi pekerti luhur!”

Kelas sepi melebihi kuburan.

Murid : “Pak, ga usah sok suci deh. Dulu Bapak juga gitu kok. Kata Pakde saya yang teman sekelas Bapak dulu, Bapak kan paling hobi “belajar” di waktu ujian kan? Kalo “belajar”-nya belum maksimal, Bapak juga suka “diskusi” dengan teman-teman kan. Kalo Guru Bapak datang mengganggu proses “belajar” maka bapak menjadi “aktif” agar teman-teman Bapak yang lain “belajar” lebih giat kan Pak. Ngaku aja Pak. Nggak usah lebay!”

Kebetulan si murid tadi baru aja habis minum air putih yang dicampur sedikit jenewer oleh teman-temannya?

Guru  : “?????????”

Sobat, kisah di atas bukan apa-apa. Jika merasa tersindir, tersinggung, ter……… ya tanyakan pada diri masing-masing. Seberapa besar harga diri kita? 1 dolar, 1 pound sterling, 1 dinar, atau malah hanya 1 sen saja. Diri masing-masing saja yang tahu. Jika perbuatan-perbuatan itu bagus, tentu sudah dicontohkan oleh para penuntut ilmu yang telah mendahului kita.

Alloh mengaruniakan kita akal, kemampuan dan kesempurnaan organ tubuh dalam bentuk manusia. Sebuah prestasi yang luar biasa dan pemberian teragung dari Maha Pencipta untuk kita. Otak yang cerdas seharusnya mampu mengatur apa pun yang berkaitan pada diri kita agar sesuai pada maqom (tempat dan kedudukan) -nya.

Mari kita  bayangkan jika murid-murid kita kelak seperti kita yang saat ini !!!!!!!!!!!!!!!!

JUJUR MEMBAWA MUJUR. PASTI !!!!!!!!!!!

(Repost from my FB Notes)

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.