Rabu, 23 Juni 2010

Pagi-pagi sekali kami terbangun dan mendapatkan sms di ponsel “Tolong jam 6.00 sudah standby di stasiun Serpong. Kita akan menuju BPPT Jakarta.” Segera setelah shalat subuh kami mandi bergantian dan mempersiapkan segala perlengkapan karena akan sekaligus pulang. Tas dan kopor kami bawa dari penginapan menuju stasiun serpong. Kami berpacu dengan waktu, hingga akhirnya tertinggal kereta pertama. Beruntung kami bertemu dengan Dr. Agus dan rombongan sehingga kami merasa tenteram. Dengan mengendarai Sudirman Express, kami dan rombongan ilmuwan ini melesat menuju stasiun Sudirman.

Setiba di sana, kami berjalan cepat mencari angkutan bus kota. Ternyata para ilmuwan juga lebih menyukai bus kota dari pada taksi.  Hingga akhirnya kami sampai di sebuah gedung yang megah dan menjulang tinggi. Itulah kantor BPPT (Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi), tempatnya Menristek berada.

Segera kami menuju lantai 3 tempat acara seminar. Meskipun acara jam 9, ternyata peserta sudah banyak yang datang. Tema seminar hari itu adalah “Kitosan: Biomaterial Masa Depan, Aplikasi Nanopartikel Kitosan Untuk Daya Saing Industri”. Peserta yang hadir sekitar 50 orang, seuai dengan kuota yang terdiri atas jajaran pemerintah dari balai penelitian dan birokrat, kemudian dari industri dan para ilmuwan. Kami cukup kewalahan dalam menjalani kepanitiaan. Namun yang jelas, kami dapat pengalaman baru menjadi panitia dalam seminar yang berkelas ini.

Acara seminar berlangsung dua sesi. Sesi pertama mengangkat tema “Kitosan: Biomaterial Masa Depan”. Sesi kedua setelah dzuhur mengangkat tema “Aplikasi Nanopartikel untuk Daya Saing Industri”. Seminarnya cukup seru meskipun kami sendiri terkadang kurang mengerti dengan bahasan-bahasan yang disampaikan oleh pada panelis, namun ini menjadi tantangan bagi kami para mahasiswa untuk lebih giat mendalami.

Tidak terasa, waktu telah sore ketika seminar usai. Buru-buru kami melaksanakan shalat ashar. Setalah evaluasi dan berfoto-foto ria kami berpisah dengan panitia dari MNI pusat dan teman-teman mahasiswa dari UIN Syahid. Akhir yang cukup mengharukan. Namun kami harus pulang, karena esok sederetan ujian akhir menanti.

Setelah mohon diri, kami segera melanjutkan perjalanan ke Stasiun Pasar Senen. Kali ini kami mencoba naik taksi. Satu taksi untuk lima orang, dapat dibayangkan betapa padatnya. Tapi tidak masalah karena ternyata sopirnya adalah orang Karang Anyar. Ternyata ketemu tetangga sendiri gitu. Setelah melewati Monas, dalam waktu yang cukup singkat kami sudah sampai di stasiun bersamaan dengan waktu maghrib. Nasihat pak Sopir: “Hati-hati dengan barang dan uang Anda”.

Setelah membeli tiket dengan penuh kewaspadaan. Kami segera mencari mushola untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai makhluk Allah. Sembari menunggu kedatangan kereta Senja Utama, kami berdiskusi tentang hasil dari training yang super padat kemarin. Hasilnya banyak ide yang tentu “menunggu” untuk direalisasikan dan membutuhkan bantuan dari para pembaca tulisan ini.

Akhirnya, kereta yang ditunggu-tunggu datang juga. Perjalanan pulang pun dimulai. Kereta bisnis yang nyaman ternyata tidak mampu membuat kami tidur pulas, karena pedagang masih berkeliaran menawarkan barang dagangannya dan demo suara keras mereka. Meskipun kami tidak membeli namun selalu mendapat bonus gratis dari suara-suara mereka yang selalu membangunkan kami.

Kamis, 24 Juni 2010

Pagi itu, kereta perlahan-lahan melesat melewati stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, Delanggu dan akhirnya sampailah di stasiun yang paling kompetitif di Solo yaitu Stasiun Balapan. Di samping kompetitif stasiun ini tidak sengaja terkenal lewat lagunya Didi Kempot. Singkat cerita, kami pulang dengan selamat sampai ke kos masing-masing dan kelima anggota delegasi ini siap untuk menebarkan virus Nanoteknologi bagi UNS dan sekitarnya.

selesai

reposted from http://simuns.blog.uns.ac.id/catatan-perjalanan-tim-nano-club-uns-2010.php/

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.