Kata orang dan kemudian kataku juga, birokrat itu sering saja membuat ribet dan masalah. Mulai dari pelayanan yang lama hingga pelayanan yang tidak ramah. Ternyata hari ini aku diberi sedikit data pencilan untuk sedikit berhusnudzan bahwa mengubah birokrasi menjadi lebih baik itu sangat mungkin. Sehingga partai terbesar di Indonesia ini (kata Pak Edi Sukur kan partai terbesar di Indonesia itu saat ini bernama birokrat, bukan Demokrat) masih dapat bangkit menjadi lebih baik.
Ceritanya aku punya pengalaman pertama mengurus paspor. Karena pemesananku sangat mendesak, aku sempat kemrungsung karena paspor itu keburu dibutuhkan untuk pengurusan visa dan dokumen-dokumen yang lain. Pesan waktu senin, harusnya baru bisa diambil sepekan kemudian. Karena pada hari jumat sudah dibutuhkan fotokopi halaman depannya, mau tidak mau, mungkin tidak mungkin, jumat depan paspor harus sudah berada di dalam genggaman. Dan ternyata dengan izin Allah hal itu benar-benar terjadi. Alhamdulillah.
Bagaimana ceritanya, hal itu berawal dari usahaku melobi pihak kantor imigrasi karena alasan kebutuhan dan tugas belajar dari universitas. Dan dengan kepolosanku aku ceritakan harapan dan kesempatan yang kuperoleh ini. Akhirnya ada seorang birokrat yang mau merespon dan menjanjikan paspor dapat diambil siangnya. Dan yang kudapati adalah jawaban yang memuaskan tanpa ada rasa marah maupun keterpaksaan. Itu jawaban yang melegakan meskipun masih dag dig dug kalau-kalau diminta uang tambahan di luar itu. Ternyata waktu aku mengambil paspor di siang itu semua berjalan lancar dan tidak ada tarikan biaya tambahan. Alhamdulillah.
Kepada Bapak yang baik itu kuucapkan terima kasih yang banyak, kutinggali kartu nama sebagai kenangan. Ternyata masih ada birokrat yang memiliki nurani untuk melihat prioritas dan bersih dari korupsi. Semoga beliau tetap dapat memberikan pelayanan untuk orang-orang kepepet sepertiku di kesempatan yang lain. Dan semoga aku tidak mengulangi kebiasaan membuat dokumen-dokumen penting seperti itu dalam kondisi mendesak. Ternyata masih ada birokrat yang baik. Di kampus, pemkab, pemprov, bahkan di kementerian orang-orang yang seperti beliau pasti masih ada meskipun sedikit, dan lebih sedikit lagi yang memiliki posisi penting. Nah, tugas kita selanjutnya adalah ada yang harus berperan mengisi kursi-kursi kosong itu agar birokrasi Indonesia semakin baik di kemudian hari nanti.