Saat sedang ngantuk-ngantuknya mengikuti seminar proposal dari seorang kakak tingkat tetangga di kampus pinggir kota, tiba-tiba hape ku berdering. Ada telepon, tapi aku tak ingin mengangkatnya karena takutnya mengganggu situasi. Akhirnya setelah SMSan lama aku dapat hal yang mengejutkan
“Mas, mau ke …… nggak, di kasih uang saku lho?”
“Mau dong, emang kapan tu?”, balasku santai
“Pak kaprodi mencarimu, tolong ke kampus sekarang”
“Haa, aku masih di ………., nanti malam tak ke rumah beliau”, aku beralasan lagi karena rasanya maksa banget
“Ga bisa mas, harus hari ini, harus siang ini”
“Baiklah, aku meluncur sekarang”
Rasanya ada kekuatan yang menggerakkanku untuk memacu kuda besiku sangat cepat untuk segera sampai. Alhamdulillah sampai kentingan dengan selamat setelah meliuk-liuk hingga zig zag.
Sesampai di sana aku segera dinasihati oleh kaprodi, dan diminta untuk segera menemui 2 orang di lantai atas. Katanya aku harus mengikuti sebuah tugas belajar di negeri …….. Haa, benarkah? Meskipun tidak percaya dan aku juga diberi sebuah tantangan karena aku harus mengusahakan biaya hidup sendiri jika keterima akhirnya aku nekat juga menemui mereka berdua.
Di hadapan kedua penguji itu aku ditanyai kesiapan mengikuti program ini. Dan aku jawab dengan keyakinan meski di hati tersirat keraguan. Ah, kesempatan ini mungkin tak akan datang dua kali. Akhirnya kata pak kajur aku dinyatakan lolos, meskipun secara kesiapan aku harus berproses cepat mulai pekan depan. Ah, buruknya aku yang selalu menunda-nunda pekerjaan. Ini adalah waktu dimana aku diingatkan agar setiap amanahku harus diselesaikan dengan baik.
Dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah kuduga. Bermimpi pun tidak. Ini baru keputusan. Jika ini baik buatku, semoga kelak terealisasi dengan baik. Masih ada masa persiapan untuk mewujudkan tantangan ini. Yah, pertemuan antara mimpi dan kenyataan. Semua harus kuselesaikan dengan baik. Hal yang tak terduga itu sebenarnya biasa, karena demikianlah Allah hendak menguji hamba-Nya