Kita pernah punya masa lalu yang pahit, menyakitkan, memalukan, atau bahkan masa lalu yang sangat tidak boleh terungkap oleh orang lain. Hari ini kita telah menjadi manusia baru, merasa lebih baik dan lebih bahagia dari sebelumnya. Tak banyak yang menyadari bahwa ini adalah anugerah yang sangat besar. Seringkali kita masih buta untuk meminta banyak hal dan kecewa pada banyak hal. Terima kasih Allah telah Kau anugerahkan hidup dan kehidupan untukku. Orang tua yang penyayang dan kawan yang setia. Semua menjadi saksi sekaligus pengingat perjalananku yang panjang ini.

Hal yang sering melenakan kita adalah bahwa kita lupa Allah itu senantiasa mengawasi kita. Terkadang muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah) hilang ketika larut dalam kesenangan atau terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Semua berakhir dengan sesal ketika kita beruntung bisa kembali sadar. Namun tak kalah mengerikan ketika kita justru semakin terpuruk dengan keadaan yang katanya menjadi pilihan. Padahal itu adalah pilihan yang buruk.

Aku tak akan menyalahkan masa laluku yang dulu tidak sebaik dan tidak seindah pendidikan yang pernah terjadi pada para sahabat dan para ulama. Karena inilah diriku, inilah kisahku yang akan menjadi laporanku ketika menghadap Allah nanti. Hanya, terkadang kekhawatiran karena belum bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu membuatku selalu menangis. Tak pelak pula sering terlontar kata-kata seandainya dan seandainya. Padahal itu kata-kata syaitan yang sangat menyesatkan dan menjadi legitimasi untuk banyak menyalahkan keadaan sekitar.

Kesimpulannya, sampai hari ini aku masih terus berjuang untuk melawan diri sendiri. Aku merasa ada banyak jiwa dan perasaan yang silih berganti mengendalikan diri ini. Tak banyak yang tahu siapa diriku ini, diri yang terus belajar untuk mengerti arti hidup dan kehidupan. Banyak yang mereka memujiku, banyak juga yang menghujatku. Tapi inilah aku yang selalu berusaha yakin atas pilihan hidup yang dipilih.

Life is choice, and everyone can choose, but we must responsible to our choice. Aku terkadang geli mendengar orang yang berkata bahwa bermaksiat itu pilihan hidupnya, sekaligus menangis jika ternyata aku juga terjebak ke dalamnya. Oh, zaman sekarang mungkin mustahil kita benar-benar aman. Tetapi sepertinya doa nabi Ayub agar hati dan lidah tetap berzikir dan istighfar itu adalah pilihan terbaik atas setiap kesalahan dan kemaksiatan kita.

Semoga kita senantiasa dijaga oleh-Nya dalam pandangan yang lurus di atas jalan yang diridhoi-Nya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses