Hemm, sudah setahun lebih tidak pernah mengunjungi Segorogunung. Sudah selama itu pula aku tidak pernah melihat senyum keramahan Pak Sumadi dan istri. Begitupula dengan sayur bayam hangat dan nikmatnya udara pagi. Semua kenangan itu akhirnya terulang kembali ketika siang hari ini aku bersama rombongan pasukan super, tim Trainer Quantum Confidence Pintu Indonesia. Yah, dua hari ini aku dan teman-teman akan bermain bersama anak-anak Boarding SMP Al-Abidin. Wah, itu kan sebagian mereka murid-muridku di kelas kelompok sains.

Persiapan

Bersama si Burbur, kami menjadi orang terakhir yang sampai di rumah Pak Sumadi setelah melewati jalan yang panjang dan jauh sekali (itu karena aku sudah lama sekali tidak pernah ke sana). Setelah merayap dan mendaki jalanan mengular, akhirnya si kuda besi bernama Vega berhasil mengantar kami di halaman rumah sederhana yang sekarang sedikit berubah karena ada bangunan yang cukup mewah di sampingnya. Rumah Pak Sumadi telah berubah, namun alamnya tetap menghijau dan indah. Sepertinya Pak Yepe, sang master QC menjadikan rumah beliau sebagai tempat peristirahatan yang nyaman buat para tamu yang akan dimotivasi dan disadarkan visi hidupnya.

Singkat cerita, kami melakukan segala persiapan sebelum para peserta datang menyusul kami. Mulai dari memasang sound sistem, memasang lampu dan menyiapkan beberapa peralatan lain. Setelah semuanya selesai ternyata peserta juga sudah datang. Buru-buru kami segera memakai seragam yang lebih mirip kayak peserta Mukhoyam, hanya saja ini bentuknya baju. Lengkap dengan syal dan topi yang bernuansa militer. Wah, sayangnya aku lupa bawa sepatu gunung (padahal memang ga punya). Jadilah aku panitia yang pakai sandal ketika yang lain mentereng pakai sepatu gunung. Parahnya lagi aku memakai celana bahan yang rombeng, sedangkan yang lain pakai jeans atau parasit. Biarlah, inilah yang paling membuatku kelihatan berbeda. Berbeda itu asyik kok.

Setelah peserta selesai persiapan dan makan siang serta shalat, semua dikumpulkan di lapangan depan hutan Nglerak. Tempat kebanggaan kami anak-anak PINTU yang biasa mengadakan berbagai kegiatan di sana. Di sana acara dibuka dengan penuh hikmat. Dan aku seperti menjadi pusat perhatian, mulai dari para siswa yang ikut hingga ustadz/ahnya. Karena aku sebenarnya juga menjadi guru tamu di sekolah itu. Tetapi kali ini aku ikut jadi tim trainernya. Ha ha, baru tahu kalian ya. Padahal aku juga baru pertama kalinya gabung di divisi outbondnya anak-anak PINTU ini.

Sore yang Indah

Hari ini sepertinya memang sebuah anugerah dari Allah. Bulan januari yang biasanya mendung dan hujan terus menerus. Terlebih ini adalah kawasan lereng Gunung Lawu yang praktis tidak mengenal 2 musim karena mereka memiliki iklim gunung, maka jika hari ini cerah dan matahari bersinar dengan indahnya tentu adalah hal yang luar biasa bukan. Dan inilah yang terjadi. Hingga ketika suasana senja menyapa kami, Master Yepe meminta seluruh peserta untuk menatap arah matahari terbenam sambil mendengarkan derik suara hewan malam menyambut datangnya malam di balik lebatnya pepohonan kawasan hutan lawu yang hijau itu. Semburat cahaya emas menerpa wajah-wajah peserta yang mulai kecapekan setelah menjalani serangkaian permainan pada waktu sebelumnya. Trainingnya kayak apa? Bentuknya gimana? Itu rahasia kami, yang mau merasakan bisa menghubungi aku agar nanti kita adakan kerjasama dengan Tim Quantum Confidence.

Dan usai matahari terbenam, maka aku pun kembali merasakan hikmah dari sebuah permainan yang diajarkan oleh master untuk menumbuhkan rasa empati bagaimana menjadi orang yang diuji oleh Allah dengan tubuh yang tidak sempurna. Bagaimana harus menjalin hubungan yang erat dan setia kawan dengan teman-teman yang lain. Wah-wah, udah gelap-gelapan gini, dingin mencekam, dan jalan mendaki, semuanya berkumpul untuk menguji seberapa kuat anak-anak ini bertahan agar tidak terbiasa mengumpat sembarangan dan sedikit bersabar agar tidak mudah terlontar kata-kata kotor di jalanan. Semuanya berjalan demikian sampai makan malam selesai.

Malam penuh Inspirasi

Dan usai makan malam, sang master mulai memimpin kembali sesi diskusi global dengan peserta. Di sini tidak ada lagi pemisahan antara ustadz/ah dengan santrinya. Mereka semua jadi satu berbaur dan saling berkomunikasi. Beliau membuka diskusi dengan refleksi permainan yang baru saja mereka alami. Banyak yang tersentuh, namun ternyata ada aja yang anomali. Akhirnya si adik ini jadi target utama dalam training, karena menurut informasi para musrifnya kedua adik yang mengalami rivalitas ini selalu saja pecah konflik waktu di boarding, terlebih salah satunya adalah pemicu utama. Ha ha, tantangan berat bagi kami sekaligus para musrifnya nanti selepas dari outbond ini.

Alhamdulillah, dipanggil master untuk sedikit berbagi motivasi tentang kekuatan mimpi. Yah itu yang bisa ku bagi malam ini. Berdasarkan pengalaman hidup sendiri, aku percaya Allah pasti akan mengabulkan harapan-harapan baik kita pada waktu yang tepat. Bahkan bagaimana aku bisa ke Jerman pun itu benar-benar anugerah yang dia berikan padaku. Bahkan lebih cepat dari mimpiku. Juga impian-impian yang lain yang telah Dia berikan sebelumnya. Yah, hakikatnya ketika kita meraih mimpi itu  adalah karena Dia memberikannya untuk kita. Just believe that He will always give us the best. Bahkan untuk sebuah mimpiku yang paling kuidam-idamkan ini aku yakin pasti suatu saat nanti akan terwujud. Pasti akan terwujud saat aku berhasil menaklukkan sebuah tantangan terberat dalam hidupku yang hingga kini aku selalu kalah olehnya.

Malam ini penuh inspirasi, aku suka lihat adik-adik terus berdiskusi dan menuliskan mimpi mereka masing-masing. Hingga akhirnya rasa lelah hari ini mengantar kami dalam tidur yang cukup pulas.

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses