Pagi tadi, adik-adik dari kelompok studi Riset dan Teknologi SIM mengadakan acara yang luar biasa. Kuliah umum bersama Prof. Kuncoro Diharjo, Dekan Fakultas Teknik UNS. Hemm, sesuatu banget rasanya bisa mengundang beliau untuk menjadi motivator bagi kami agar dapat memahami arti prestasi dan dedikasi. Khususnya bagi adik-adik yang fokus di bidang riset dan teknologi, motivasi beliau pagi ini adalah pencerahan luar biasa.
Sebagai salah satu peneliti ahli di bidang komposit yang telah banyak berjasa membuat berbagai publikasi tentang pemanfaatan barang-barang bekas menjadi bahan komposit, tentu motivasi yang beliau berikan bukan sekedar omongan belaka, tetapi sesuatu yang telah dipraktekan. Dan inilah motivasi dari beliau selengkapnya. Berbicara tentang prestasi mahasiswa, maka prestasi mahasiswa itu tidak hanya cukup pada prestasi di bidang intelektual saja, tetapi juga yang berkaitan dengan softskil dan kreativitas mahasiswa. Jadi adalah hal yang naif jika prestasi mahasiswa hari ini semata-mata diukur dari indeks prestasi saja. Prestasi yang sesungguhnya adalah akumulasi peran dan karya yang mampu dipersembahkan oleh mahasiswa.
Bagaimana mencapainya? Beliau membuat rumus matematika yang sederhana. Yakni tambah, kali, kurang, dan bagi. Ya itu operasi matematika yang paling sederhana. Ternyata bagi beliau itu adalah sebuah rumus yang luar biasa.
- Tambah value diri kita, kemampuan diri kita akan terus meningkat jika kita terus belajar. Belajar tidak hanya dalam artian kognitif tetapi meliputi semua aspek belajar dalam hidup.
- Lipat gandakan kemanfaatan, caranya adalah dengan membuat visi besar dan melakukan kerja keras. Maksimalkan peran kita untuk membantu banyak orang.
- Evaluasi dan kurangi sisi-sisi buruk kita, itu adalah hal terpenting agar kita menjadi manusia yang makin berkualitas.
- Berbagilah, karena kemanfaatan itu akan makin meluas kita bisa menginspirasi orang lain.
Dalam hidup ini, beliau menyampaikan ada empat kuadran kehidupan yang terdiri atas sumbu aset (mendatar) dan sumbu waktu (tegak). Aset adalah representasi kemampuan atau potensi yang kita miliki, bukan modal atau uang yang kita miliki. Kuadran pertama adalah representasi orang yang makmur, asetnya bertambah manfaat seiring bertambahnya waktu. Kuadran kedua adalah representasi orang yang nganggur, makin bertambahnya waktu asetnya stagnan bahkan justru makin berkurang. Kuadran ketiga adalah representasi orang yang paling celaka, waktunya makin sempit tetapi juga asetnya kian negatif. Dan kuadran keempat adalah representasi orang-orang yang sudah kebanyakan kerjaan, asetnya banyak tetapi waktunya makin sedikit untuk mengerjakannya sehingga pusing.
Mau pilih mana kalau begitu? Kita pilih hidup yang paling manfaat yuk. Karena khairunnaasi anfa’uhun linnaas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain.
Terasa terwakili ketika raga tak mampu menghadiri. . .
Basamu le, makin nyastra aja