Belajar Berekspedisi & Mengenal Negeri Sendiri

Baiklah, kita kembali ke SABS Night Camp malam. Setelah tadi malam anak-anak tidur lelap dalam mimpi indah mereka, pukul tiga pagi anak-anak yang terdiri dari kelas I – III SD itu dibangunkan semua untuk shalat tahajud. Bagiku ini sesuatu yang Wow, karena anak-anak seusia itu begitu tangkas dan sigap saat bangun lalu segera wudhu dan shalat. Tanpa ada yang malas-malasan apalagi pake edisi tangisan segala.

Agenda pagi-pagi buta ini mereka harus mencari bendera-bendera dengan warna yang sama. Mereka hanya diberi peta dari Google Maps yang diprint buta dan hanya diberi keterangan letak bendera tanpa diberi keterangan RT & RW. Nilai yang ingin ditanamkan kepada mereka adalah kemampuan untuk navigasi sekaligus mengenali karakter desa tempat tinggal kebanyakan mereka yang sekolah di SABS. Makanya dipeta hanya diberi keterangan tanda di pinggir jalan yang dapat mereka terjemahkan berdasarkan kecerdasan mereka.

Aku dan teman-teman mendapatkan kesempatan untuk menjadi pendamping. Kami dilarang memberi tahu tempat-tempat yang akan dituju mereka. Dengan rute yang setara dengan orang jalan kaki sepanjang dua ibukota kecamatan itu mereka berputar-putar dari gang ke gang untuk mendapati bendera kecil yang ditancapkan setinggi 10 cm dari atas tanah itu. Di masa perjalanan itulah aku menemukan potensi besar dari masing-masing anggota kelompok. Mereka bisa mengaktualisasikan masing-masing ide mereka dalam perdebatan khas anak-anak yang lucu itu.

Ada karakter pemimpin, ada karakter pengikut, ada karakter pemecah kebuntuan, ada karakter penyemangat, ada karakter pemalas, ada karakter yang masih sulit didefinisikan. Sejak pagi buta itu mereka terus berdebat soal peta dan melakukan perjalanan. Di sepanjang jalan aku hanya tersenyum dan sesekali tertawa saat melihat kepolosan mereka dalam berdebat dan membuat keputusan itu. Yah, mereka sudah terdidik sejak awal dan semoga tercipta kematangan saat dewasa.

Di sepanjang perjalanan itu, akhirnya kami bisa melihat pagi hari yang indah. Suasana desa yang sangat asri kami lihat di sepanjang jalan. Hamparan sawah menghijua, kerbau, dan burung bangau menjadi pemandangan terindah pagi itu. Lalu lalang orang berkendara dan orang ke sawah mulai ramai. Oh inilah potongan tanah syurga itu, yang gratis di pandang mata di kala saudara kita di Palestina mahal untuk mendapatkannya ketenangan ini. Segala puji bagi Engkau ya Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.