Masih cerita lebaran ini. Tadi pagi, kakakku (jiah, semuanya ku aku sebagai kakak ya) yang dulu pernah KKN di dusunku kembali berkunjung ke sini. Kakak alumni statistic FMIPA UGM yang nyentrik dan santai. Sebuah kunjungan hadiah, karena ga tanggung-tanggung, kami ditraktir eskrim dari pedagang keliling yang biasanya jalan di depan rumahku.
Singkat cerita, pertemuan kami hari ini lebih banyak melakukan refleksi dan berbagi cerita. Sebagai orang yang paling beda sendiri karena kuliah di kota Bengawan, aku banyak bertanya untuk mengupdate status perkembangan ibukota negara (emangnya Yogyakarta dah jadi negara sendiri ya? Hemm, suka-suka yang nulis lah). Wah makin keren aja, makin bikin kangen untuk segara hijrah dan kembali pulang. Banyak kisah-kisah yang diceritakan mulai dari perjuangan serikandi salah satu KKN PPM 2010 yang hingga kini masih sering berkunjung ke dusun ini hingga kakakku yang satunya yang tidak kalah konyolnya. Hemm, apakah ini sebuah ghibah jika yang diceritakan adalah kebaikan dan peristiwa-peristiwa heroic yang mereka alami. Tidak tahu lah. Yang penting kami bisa mengambil ibrah tentang bagaimana bertawakkal dan berjuang.
Tidak ada yang mengherankan memang mengapa mas dan mbak yang kami bicarakan tadi bisa sehebat itu. Ternyata memang ada orang-orang besar nan hebat di belakang mereka. Aku pun pernah kecipratan ceritanya waktu diskusi dengan mereka langsung. Sebuah evaluasi bagiku ketika aku membandingkan waktu aku masih di ma’had dahulu dengan kuliah sekarang. Di kotaku sekarang banyak orang hebat, tapi jujur aku tidak bisa menemukan momentum untuk bermulazamah dengan mereka. Seandainya aku bisa bermulazamah dengan mereka selama 2 tahun saja niscaya aku tidak akan merasa sekehilangan guru KH Muh Hussein. Aku butuh sosok-sosok panutan yang tidak hanya hebat di depan mata, tetapi aku menjadi saksi baginya setiap hari. Aku telah melakukan kesalahan ketika kali pertama dahulu di kota itu. Jadi tak perlu mengungkit masa yang telah lalu. Aku akan melangkah lebih keras.
Aapa boleh buat, usiaku udah semakin bertambah, harus segera selesaikan skripsi dan segera lulus untuk kembali ke negeri sendiri. Tanah damai di bawah naungan Sultan yang disegani. Aku ingin ke sana lagi, ke majelis ilmu yang penuh dengan hikmah. Semoga impian ini segera terwujud.