Kesimpulannya, wanita-wanita yang agung tersebut itu telah mewariskan inspirasi yang berabad-abad lamanya. Dalam bentuknya masing-masing di tiap zaman, wanita-wanita yang mendapatkan titisan sifat ini (maaf ini bukan seperti bahasan titisan Dewa lho ya) dia akan melahirkan ulama-ulama luar biasa di kemudian hari. Seperti bundanya Imam Syafii, bundanya Imam Bukhari, bundanya imam-imam yang lainnya.
Jadi aku lebih setuju bahwa emansipasi wanita itu adalah tentang hak mendapatkan pendidikan dan optimalisasi peran kaum wanita seperti apa yang Allah takdirkan kepadanya. Wanita punya tempat mulia sendiri sesuai pada tugasnya masing-masing. Dari kisah-kisah di atas kita bisa memahami bahwa seorang istri itu bukan 3M (macak, masak, manak = berdandan, memasak untuk suami, dan memberikan keturunan).
Setahuku Kartini hanya menuntut hal itu terjadi ketika di zaman itu pendidikan hanya diberikan kepada kaum pria. Setahuku Kartini, yang juga muridnya kyai Sholeh Darat tidak pernah mengatakan seperti apa yang sering diperjuangkan kaum feminism hari ini tentang persamaan gender dalam konteks praktis yang justru merubah tatanan hidup masyarakat timur menjadi radikal dan tidak harmonis.
Wahai saudariku, ini sekedar hadiah kecil untuk kalian yang sedang merayakan hari kemerdekaan kaum wanita. Semoga kemerdekaan kalian tak mengurangi cita rasa kewanitaan dan keibuan kalian di masa nanti. Kita pernah punya sejarah tentang wanita yang namanya menyejarah. Ia ada, ia nyata, pernah hidup dan hingga kini inspirasinya masih ada. Dan itulah yang kuharap ada pada belahan jiwaku nanti.
Sebagai penutup tulisan ini ada sebuah syair yang cukup syahdu tentang “Wanita” yang dipopulerkan oleh munsyid dari negeri Jiran “DHearty”
Kau digelar sebagai penyeri dunia
Hadirmu melengkap hubungan manusia
Bukan sahaja dirindui yang biasa
Malah Adama turut sunyi tanpa Hawa
Akalmu senipis bilahan rambut
Tebalkanlah ia dengan limpahan ilmu
Jua hatimu bak kaca yang rapuh
Kuatkanlah ia dengan iman yang teguh
Tercipta engkau dari rusuk lelaki
Bukan dari kaki untuk dialasi
Bukan dari kepala untuk dijunjung
Tapi dekat dibahu untuk dilindung
Dekat jua di hati untuk dikasihi
Engkaulah wanita hiasan duniawi
Mana mungkin lahirnya bayangan yang lurus elok
Jika datangnya dari kayu yang bengkok
Begitulah peribadi yang dibentuk
Didiklah wanita dengan keimanan
Bukannya harta ataupun pujian
Kelak tidak derita berharap pada yang binasa
Engkaulah wanita istimewa
Sedarilah insan istimewa
Bahawa kelembutan bukan kelemahan
Bukan jua penghinaan dari Tuhan
Bahkan sebagai hiasan kecantikan
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=-DJU4XK0qCI]