Jatim Park, Memori yang Tak Terlupakan, 20 Agustus 2011

Pagi ini adalah hari terakhirku di kota Apel. Penutupan di lakukan pagi-pagi sekali dihadiri oleh pembina UKM Forum Diskusi Ilmiah, UKM tuan rumah dan penyelenggara kegiatan ini. Wah, ternyata cepat sekali hari-hari kami berlalu. Karena setelah ini kami akan diantar untuk tamasya dan pulang.

Tujuan kami adalah ke Jatim Park. Wow, katanya ini adalah Taman Impian Jaya Ancol-nya malang. Wah boleh juga, aku bisa cobain wahana-wahananya dong. Berbagai wahana permainan aku coba semua, bahkan yang paling ekstrim yang katanya bisa bikin orang muntah. Tapi semua berlalu saja, meskipun bikin lapar di tengah teriknya matahari di Bulan Ramadhan.

Setelah hampir setengah hari tibalah waktu shalat Jumat. Kami semua berkumpul di masjid Jatim Park untuk menunaikan kewajiban penting ini. Karena kami akan langsung pulang, maka shalat pun kami teruskan dengan ashar.

Di sinilah momentum kebersamaan itu hadir pada puncaknya. Sebuah kebersamaan yang sulit kami lupakan. Perbedaan warna, cara pandang, bahkan perseteruan selama di forum terlupakan. Kami larut dalam suasana ini, haru biru menyelimuti dada-dada kami. Secara pribadi aku salut dengan panitia yang jumlahnya tidak terlalu banyak tapi sanggup bekerja keras melayani kami yang hampir 100 orang jumlahnya. Semua bekerja dengan senyum dan semangat. Khusus seorang mahasiswa yang bertubuh mungil, Fata, aku masih ingat dengan panggilannya setiap pagi ketika sahur, berkeliling dari kamar ke kamar membangunkan kami.

Aku ingin waktu yang lebih lama lagi, tapi sepertinya tidak bisa. Kami harus berpisah agar mengerti bagaimana memupuk rasa rindu dan persahabatan ini. Terima kasih Allah kau pertemukan aku dengan sahabat-sahabat di tanah air ini. Mungkin suatu saat kami lupa, tapi ILP2MI akan menjadi memori yang mengingatkan kami.

Pulang ……

Setelah kami puas berbelanja oleh-oleh dan aku bingung sendiri mau beli apa akhirnya panitia mengantarkan kami sampai stasiun. Satu per satu kami masuk membawa tiket kereta ekonomi Matarmaja. Begitu memasuki stasiun, aku terkejut dengan banyaknya penumpang yang antri. Wah bakal berdiri nih di kereta ekonomi.

Namun ternyata tidak, kami semua bisa duduk dan menikmati perjalanan ini. Kami secara bergantian shalat berjamaah dalam kondisi duduk. Aku membaca buku dan sesekali berbalas SMS dengan teman-teman. Diantara SMS yang terus ku kenang pada perjalanan itu adalah refleksi yang ku diskusikan dengan teman seperjalananku dari kampus.

Awalnya dia hanya mengingatkanku akan pentingnya sebuah mimpi di organisasi. Mungkin dia selama ini juga merasa kosong ketika berorganisasi di SIM. Aku pun membalasnya dengan refleksiku terhadap apa yang selama ini kurasakan. Entahlah, dari situ kami akhirnya berjanji jika di periode ke depan kami diberi kesempatan sekali lagi, maka pasti perubahan itu akan kami lakukan. Organisasi keilmiahan bukan organisasi politik yang digunakan untuk rebutan kekuasaan, tapi organisasi yang membuat mereka di dalamnya belajar dan berkiprah secara nyata.

Itu janji kami di tengah perjalanan yang panjang ini. Tak ada yang tahu kelak apakah aku masih diperlukan oleh organisasi yang membuatku belum bisa menerimanya dengan sepenuh hati. Yang jelas, kami hanya peduli dan 5 hari ini kami belajar untuk mencintai jalan keilmiahan.

Kereta Matarmaja pun berlabuh di stasisun Jebres tepat tengah malam. Aku lambaikan tanganku kepada sahabat-sahabat yang masih harus ke kota yang lebih barat dari Surakarta. Perjalanan kali ini usai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.