Aksi Sosial dan Kenali Budaya Warga
Senin pagi, 29 April 2013 hadir ditandai mentari pagi nan cerah. Pondok Sari terasa sepi karena para penghuninya sedang bermalam di rumah penduduk. Katanya, ada bapak-bapak yang sengaja akan membawa mereka ke gunung sejak pagi. Yah, kami selaku panitia pasrah bongkokan saja kepada mereka bagaimana memperlakukan teman-teman kami. Karena ini adalah sesi pembelajaran nyata bagaimana bergaul di masyarakat.
Lagi-lagi aku dan mas Arief mengerjai tim Beastudi. Karena kemarin mereka belum ada yang ikut, kami mengajak mereka jalan kaki. Ha ha ha, mas Fachri, mas Edi, mas Udi, mbak Rizka dan beberapa fasilitator yang ikut tampak kepayahan. Kami tetap enjoy mengambil gambar-gambar mereka yang mulai kecapekan di tengah jalan. Maaf ya mas, tapi sesekali perlu kan yang ginian.
Setelah melalui perjalanan panjang, sampailah kami di rumah Pak RT sebagai pangkalannya panitia. Aku dan mas Arief tak ingin berhenti di situ saja, keinginan memburu gambar-gambar para peserta yang ikut kegiatan social penduduk seperti ke sawah, memasak dan sebagainya. Semuanya mengasyikkan. Aku ikut bersyukur karena teman-teman dari berbagai kampus ini tampak menikmati kehidupan bersama warga.
Menjelang siang, sesi Live in harus berakhir karena peserta harus segera mengikuti outbond di Lawu Resort. Sebagai penutup kegiatan Live in kami berkumpul di rumah salah satu warga yang memiliki perkumpulan reog. Di sana kami mendengarkan cerita cikal bakal Desa Pancot, Kalisoro, Tawang Mangu. Banyak hal yang menarik perhatian teman-teman kami khususnya yang mereka bukan berasal dari latar belakang budaya jawa.
Outbond dan Tembak-tembakan Panitia vs Beastudi Indonesia
Setelah sesi live in selesai, perjalanan dilanjutkan ke Lawu Resort. Di sana tim Trustco telah menanti kami untuk segera mengajak teman-teman bermain. Berbagai permainan disajikan untuk mengajak teman-teman lebih akrab dan merasakan kebersamaan. Hal yang menurutku menarik adalah game gestur, tentang kerja sama orang buta, bisu dan tuli dalam rangka mengambil suatu benda. Si bisu memberi tahu si tuli, si tuli memberi instruksi si buta agar mengambil beberapa benda.
Ramai dan semuanya sampai berteriak-teriak bukan main serunya. Di sudut lain, kami sedang menerima banyak nasihat dari mas Edi karena ada beberapa hal yang harus kami perbaiki dan menjadi evaluasi selama pelaksanaan.
Dan sampailah kami pada sesi permainan yang keren. Aku baru pertama kali mengalaminya hari ini meskipun sebenarnya sudah sering melihat di televise. Paint Ball alias tembak-tembakan dengan peluru warna-warni yang bisa pecah. Banyak hal yang lucu selama pertandingan, khususnya antar pesertanya. Tapi kami pun tak mau kalah setelah Panitia menantang Tim Beastudi dan Fasilitator. Meski mereka adalah orang-orang hebat, kami panitia tidak takut. Pertandingan sengit pun terjadi hingga akhirnya kami bisa mengalahkan koalisi tersebut dengan tanpa satu pun rekan kami ada yang tertembak. Ha ha ha, karena tim musuh kehabisan peluru.
bersambung …