Borong Coklat di Lindt
Tujuan pertama kami adalah menuju pusat Lindt, pabrik Coklat yang sangat terkenal di dunia. Di sini kami mendapatkan coklat dengan harga yang sangat-sangat murah dalam jumlah besar. Saking besarnya kami bingung ketika harus memilih coklat mana yang harus dibeli, akhirnya aku memutuskan untuk membeli coklat secara acak yang harganya rata-rata murah. Konon katanya, coklat yang sangat murah itu justru aman dari gelatin babi (berdasarkan info dari mas Ferdi yang udah 10 tahun di Jerman).
Kami memborong cukup banyak cokelat. Aku hampir habis 20 euro untuk beberapa jenis Cokelat. Yang pasti ini akan jadi hadiah bagi teman-teman di Indonesia nanti, bersama dengan kenang-kenangan yang telah kubeli dari Universitas dan beberapa tempat yang lain. Tak terasa kami menghabiskan waktu hampir 1 jam untuk berburu cokelat ria di gerai besar namun sangat rapi ini. Setelah pembayaran beres, kami segera melanjutkan perjalanan ke pusat kota Aachen. Dengan apa? Ya jalan kaki lah.
RWTH Aachen dan Habibie
Ternyata, ammi Basem adalah salah satu dosen di RWTH Aachen. RWTH (Rheinisch-Westfaelische Technische Hochschule) Aachen adalah universitas di Jerman yang berkonsentrasi di bidang teknologi. Di kampus inilah, Pak Habibie pernah menimba ilmu dan akhirnya menjadi Honorary Citizen di negeri ini, orang yang sampai kapan pun bebas keluar masuk dan tinggal di Jerman sebagai warga negara yang dihormati. Ketika aku bertanya kepada ammi Basem tentang Habibie, beliau juga tahu tentang beliau sebagai ahli bidang aeronautika. Hemm, kebetulan yang tidak terduga. Pertama, pamannya Reihan (trus mau apa?). Yang kedua, dosen di Aachen, jadi aku bisa membantu teman-teman yang diteknik nantinya jika ingin melanjutkan kuliah di sini.
Seperti halnya di Muenster, kampus RWTH Aachen tidak berada di satu tempat. Semua tersebar di setiap penjuru kota Aachen. Menurutku ini adalah sebuah konsep tata kelola universitas yang baik, karena juga tidak ada kampus swasta yang berjamur seperti di Indonesia. Akhirnya sampailah aku di salah satu kampus yang tulisan RWTH-nya besar. Tak peduli apakah itu kampusnya Pak Habibie atau bukan, yang penting aku mengabadikan fotoku di sini. Aku meminta tolong ammah Fateema untuk memfotoku. Sebuah cara untuk mengabadikan kenangan yang sangat langka ini, sekaligus untuk memantapkan hati meneruskan cita-cita Pak Habibie, tentang pembangunan SDM untuk meningkatkan daya saing dam kemandirian bangsa.
Epilog
Usai berkeliling di RWTH dan Weinachmart yang ada di sekitar balai kota Aachen yang megah. Kami membasuh tangan kami di sumber air panas yang ada di sebuah gedung di tengah kota Aachen, menurut wikipedia sumber air tersebut merupakan yang paling panas di Eropa karena mencapai suhu 74 derajat celcius waktu keluar dari sumbernya. Karena ammi Basem dan ammah Fateema akan segera ada acara, kami harus berpisah di tempat itu. Usai berfoto bersama, aku memberikan beberapa gantungan kunci batik untuk si kecil Amr yang tengah menangis karena terjatuh usai berputar-putar dan berguling-guling. Dia senang sekali dan langsung berhenti menangis.
Dan lagi-lagi di perjalanan pulangku aku tidak bisa tidur di kereta. Kenapa? Reihan memanggil namaku setiap kali aku memejamkan mata dan merebahkan diri. Bukan bermaksud GR, karena dia tipikal orang yang suka diskusi maka dia ingin kami selalu setia menemaninya dan berbagi cerita (padahal aku juga jadi pendengar saja). Oh Reihan, terima kasih sudah menemani perjalanan sejarah kami ke kota Aachen. Kota asalnya Mrs. Ingrid juga.
Dika. ini kemarin anak anak sim pada lihat ini sekolah pas nonton bareng di film habibi dan ainun
# pertama kali proker geng modus yang di acc am supervisornya hehe
wah kamu dah disana. kita baru lihat dilayar bioskop…hihi
Itu ada keterkaitan yang sangat mendalam tante, tanpa kita janjian ternyata semua melakukan hal yang serupa. Semoga nanti ada saatnya gantian, mungkin aku yang nonton film dan satu-satu kalian ke sini. Atau malah kita barengan ke sini. He he he