Pertama aku dulu roaming dengan nama Tim, apakah Prof. Tausch salah ketik team menjadi Tim ya. Ternyata Tim adalah nama seorang mahasiswa yang juga bekerja di laboratorium untuk penelitian tentang baterei dari Litium, selain Kimia, beliau juga mengambil bahasa Inggris. Maka ketika pagi hari, kata mas Joko yang datang lebih dahulu di kampus, Prof. Tausch memberi nasihat kepada Tim, “Tim, please speak slowly to them, because their English is not good enough like me.” Waw, mendengar cerita itu dari mas Joko aku cuma bisa cengar-cengir, wah maaf yang Prof, bahasa Inggris kami masih payah, apalagi bahasa Jerman kami, ancur ya pasti.
To the point saja, kami praktikum bersama Tim yang karena saking pandainya bahasa Inggris, terkadang aku bengong sesaat untuk mencerna berbagai penjelasannya. Yah, mungkin aku yang paling roaming di antara teman-teman yang lain waktu merespon penjelasan Tim yang super cepat dengan bahasa Inggris yang sudah mirip native speakernya. Intinya kami diajak memahami karakter sebuah baterei yang dibuat dari ion Li+. Karena ini tidak termasuk dalam paket praktikum yang modulnya dapat di download di tempat biasanya, maka terpaksa deh aku mencoba membuat penjelasan semudah mungkin.
Intinya kami akan membuat sebuah media yang mirip baterei litium yang biasa kita pake di barang-barang elektronik seperti HP dan laptop, hanya saja ini menggunakan larutan yang terdiri dari senyawa yang mengandung Litium dalam sebuah pelarut anprotek (bukan air). Aku lupa mencatat nama larutannya. Singkat cerita ketika larutan itu dihubungkan dengan kedua elektroda yang terbuat dari grafit dan disambungkan ke Power Supply selama beberapa waktu maka media tersebut dapat menyimpan energi listrik. Dan ketika dihubungkan dengan lampu maka lampu itu akan menyala dan lama-lama meredup. Nah, itu prinsip baterei kan.
Fenomena yang terlihat secara kasat mata, elektrode negatifnya mengalami disosiasi (kerusakan), bahasa gampangnya mreteli sedikit-demi sedikit. Kata Tim, ini bukan reaksi redoks yang menyebabkan Li+ menjadi Li, tetapi ini sebuah reaksi khusus yang menyebabkan Li+ mengisi hole yang ada di elektrode negatif (bener ga ya, semoga ga salah). Sehingga untuk membuktikan apakah ada kandungan Litium dalam grafit di elektrode negatif, maka setelah praktikum elektrode tersebut dapat dibakar dan nanti akan berwarna merah jika benar-benar terdapat Litium di dalamnya. Ternyata itu terjadi. Khusus paragraf terakhir ini aku minta maaf jika membingungkan karena waktu praktikum aku sibuk memfoto-foto dan merekam kegiatan sehingga kurang dalam mencatat hal-hal penting selama praktikum.