Katrok, Untung Ga Malu-Maluin

Ceritanya hari ini cerah, akhir pekan. Libur kuliah dan bisa senang-senang nih. Ah, pagi ini aku mau nyuci baju dulu. Dua temanku yang sudah cuci mereka nekat mengucek di kamar mandi, padahal sama pengelola apartemen tidak diperbolehkan. Aku juga awalnya mau nyuci seperti mereka, tapi nanti jemurnya gimana, karena cucianku cukup banyak. Padahal tidak diperkenankan ada pakaian di jemur di luar maupun di dalam apartemen.

Apartemen menyediakan mesin cuci dan mesin pengering sekaligus. Karena aku ndesa, dan belum pernah memakai mesin cuci aku sempat ragu apakah mau pakai atau tidak. Akhirnya karena ada salah satu teman yang juga mau nyoba aku nekat. Awalnya kami berdua bingung karena sudah agak-agak lupa penjelasannya Mrs. Monika, kalau mau tanya juga ga enak, ntar disangka tidak memperhatikan lagi. Padahal dulu ngasih penjelsannya sangat detil.

Setelah mencoba menggunakan perasaan terdalam (lebay) untuk menemukan ruh dari kata-kata berbahasa Jerman di mesin cuci akhirnya kami nekat mencoba. Mesin cuci dan mesin pengering yang keduanya telah distel otomatis ternyata sangat mudah cara menggunakannya. Tinggal dimasukkan, ditunggu, selesai. Dimasukkan lagi ke yang satunya, ditunggu, selesai. Dan pakaian tinggal di anginkan di kursi-kursi kamar kami akan kering sempurna. Oh enaknya di sini. Allah maha adil, ketika musim dingin seperti ini alat-alat yang membuat kita tidak terlalu banyak berurusan dengan air cucian akan sangat berguna. Akhirnya agenda nyuci pake mesin cuci canggih seumur hidup baru kali ini pun selesai.