Saat yang paling kutunggu adalah berjumpa kembali dengan mas Romi Ardiansyah, pimpinan Beastudi Indonesia. Mengapa? Hari ini adalah hari untuk training Value yang keempat kalinya. Dan malam ini adalah training tentang value Inovasi. Yang kubayangkan adalah bahwa pasti ada sebuah cara pandang baru tentang inovasi. Dan ternyata benar. Simak selengkapnya.
Paparan pertama dimulai dari rekan kami, Ichsan tentang arti sebuah inovasi. Khasnya mahasiswa dia memaparkan sesuatu berdasarkan teori yang didapat dan cara pandangnya sendiri yang menurutku sangat keren. Namun tahukah, ternyata ada sebuah nilai yang terlupakan, dan mungkin kami semua yang hadir dalam training value malam ini juga sama-sama lupa, kecuali mas Romi. Jelas, karena dia yang menanyakan itu kepada kami.
Pertanyaannya adalah apakah inovasi itu hanya berbicara pada masalah hasil atau sebuah bentuk? Ternyata seringkali kita terjebak pada artian sempit tentang inovasi sebagai bentuk penemuan baru atau modifikasi sebuah produk dan berbagai sistem yang ada. Padahal inovasi itu sebenarnya adalah sebuah perubahan. Perubahan yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan. Maka inovasi itu dapat juga berarti menghadirkan sesuatu yang pernah hilang (tajdid). Inovasi itu tidak hanya pada hasil, tetapi juga sebuah proses yang terus berubah mengikuti kebutuhan dan menghasilkan sesuatu yang lebih spesial.
Dalam sudut pandang kepemimpinan, maka inovasi ini adalah sebuah hal yang mutlak diperlukan untuk melakukan perubahan. Perubahan hanya akan berarti jika ada inovasi di sana. Inovasi akan menjadi perubahan itu merupakan sebuah kebaikan. Pemimpin yang tidak mampu menciptakan inovasi maka dia hanya akan mengantarkan lembaganya pada titik stagnan atau bahkan mengantarkan lembaga pada jurang kemunduran.
Aku kemudian jadi teringat dengan kisah para ulama yang senantiasa dihadirkan oleh Allah di setiap masanya untuk selalu menghadirkan sesuatu yang hilang dari kebaikan agama ini. Merekalah mujaddid yang senantiasa menjadi garda terdepan dalam menjaga kemurnian agama ini. Kemudian aku juga teringat tentang sebuah analisis bahwa kehidupan ini sejatinya berulang. Kecanggihan teknologi di masa kini, sebenarnya hanya sebuah perulangan dari teknologi yang pernah ada di masa lalu, bahkan mungkin belum seberapanya. Buktinya kita mampu melihat kebesaran dan kedigdayaan umat di masa lalu membangun peradabannya. Kita dapat melihat bukti-bukti itu terhampar dari sisa-sisa reruntuhan kaum masa lalu yang telah Dia hancurkan.
Dan sampailah aku pada sebuah kesimpulan, bahwa inovator itu sejatinya orang yang selalu menyalakan lilin pengingat hidup. Bahwa sesuatu yang baik itu pernah ada, dan sebaiknya selalulah berpegang kepada yang baik dan efektif itu. Inovator adalah orang yang memiliki cara pandang terbaik dalam hidup ini karena merekalah orang yang akan senantiasa mengembalikan nilai-nilai kehidupan itu mapan pada tempatnya. Inilah inovator dalam imajinasi dan nilai yang melingkupiku.