Pagi itu terasa spesial sekali. Mengapa? Karena aku mendapatkan kesempatan untuk kali ketiganya mengunjungi salah seorang yang sudah kami anggap sebagai bapak sendiri. Ikatan beasiswa aktivis di Beastudi Indonesia menjadikan ikatan dan kecintaanku untuk belajar tentang amal sosial dari beliau kian bergelora. Beliau adalah Pak Erie Sudewo, pendiri Dompet Dhuafa Indonesia. Hari ini beliau di Solo untuk mengisi sebuah seminar yang diadakan oleh rekan-rekan fakultas Ekonomi.
Bermula dari SMS yang disambut hangat oleh beliau, ketemulah waktu yang tepat untuk aku bisa mendengarkan inspirasi dari beliau kembali. Dengan ditemani Erny, rekan penerima beasiswa dan 6 adik-adik yang merupakan staf di SIM, kami sempatkan untuk belajar tentang hidup dari beliau. Dengan ditemani mas Krisna, fasilitator beasiswa, kami mulai diskusi dan dengar inspirasi dari beliau.
Inspirasi diawali dari masalah kondisi bangsa yang kacau karena hancurnya karakter sebagian besar masyarakat Indonesia. Lebih lanjut kata beliau, sarana penghancur karakter bangsa hari ini sangat lengkap, sehingga kerusakan bangsa ini telah mendekati sempurna. Maka harapan menyemai kebaikan itu tinggal pada para generasi muda yang hari ini masih memiliki kepedulian dan integritas. Menjadi generasi muda hari ini maka penting untuk senantiasa mempertahankan kejujuran, mulai dari tidak terbiasa mencontek dan melakukan berbagai korupsi.
Mengapa? Karena ajaran korupsi dan penghancuran karakter sudah dimulai sejak masih dalam kandungan. Dari menikahnya kebanyakan para pasangan sekarang juga ga jelas prosesnya. Selama dalam kandungan mungkin harta yang dikonsumsi juga sering syubhat bahkan tidak halal. Setelah keluar jadi bayi biasanya sering ditipu, waktu mau ditinggal pergi atau kemana. Bahkan terkadang dibentak. Mulai besar, diajari nonton TV. Yang dilihat sinetron, dan kebanyakan sinetron itu ya berkutat pada masalah KDRT dan berbagai tindakan negatif lainnya. Makin besar makin tahu banyak berbagai aktivitas korupsi dan kecurangan yang seolah-olah dibenarkan karena memang tidak pernah ada klarifikasi tentang hal itu. Yah, banyak orang melakukan kejahatan itu. Semua tersenyum, hingga tersimpul di benak abege-abege itu bahwa semua itu benar. Parah.
Mengurai masalah di Indonesia, memang susah. Tetapi percayalah bahwa jika masing-masing pribadi kembali sadar untuk memperbaiki diri. Jujur, memiliki kedisiplinan yang tinggi dan tidak egois maka efeknya akan terasa suatu saat nanti. Kita tidak akan bisa merubah sebuah masyarakat. Tetapi kita bisa menjadi faktor agar masyarakat itu mau berubah menjadi lebih baik. Sekedar tambahan, mari membaca buku Swordless Samurai.
Demikian beberapa pesan beliau. Sebenarnya masih banyak yang kami perbincangkan, namun itu kiranya yang mampun menginspirasi adik-adik kami. Semoga mereka menjadi lebih baik.