Sebelas tahun yang lalu
Dari belahan dunia lain tersiar kabar tentang jatuhnya menara kembar
Entah kembar apanya aku tidak tahu
Tapi itu membuat semua yang mendengar perkabaran itu gemetar
Sebelas tahun yang lalu
Bersamaan juga pada tanggal sebelas seperti hari ini
Katanya, banyak orang Amerika yang mati gara-gara menara kembar yang runtuh
Katanya pula, itu karena ulah orang-orang muslim yang menamakan dirinya al-Qaida
Sebelas tahun yang lalu
Maka cerita itu kemudian menjadi alasan
Alasan untuk membantai manusia tanpa belas kasih
Dan atas nama perang melawan terorisme
Maka kita lihat bagaimana hancurnya Afghanistan
Maka kita lihat bagaiaman hancurnya Iraq
Semua harus menjadi korban atas sebuah konspirasi besar
Yang kita sendiri tidak mengerti mana ujungnya dan mana simpulnya
Sulit dimengerti dan mungkin memang tidak akan pernah dapat dimengerti
Sebelas tahun yang lalu
Sebelumnya mungkin orang Amerika tak mengerti apa itu Islam
Maka peristiwa itu adalah cara Allah mengenalkan kelembutan agama ini
Kepada jiwa-jiwa perindu syurga untuk membuka kembali lembaran ayat-ayat sucinya
Banyak orang mencari dan terus belajar tentang sebuah agama yang kata para pendahulu mereka adalah agamanya orang kolot padang pasir
Maka syahadat pun terlafazkan satu demi satu
Menjadi cahaya baru bagi bumi Paman Sam itu
Dan hari ini
Sebelas itu telah berulang sebelas kali
Amerika sudah menjadi sebuah peradaban baru
Kabar saudara kita di sana telah banyak sekali
Aku rindu sekali bertemu mereka
Dan hari ini
Umat di tempat kita justru tak mengerti arti penting akan sebuah momentum
Jika saudara-saudara kita di Amerika telah menemukan cahayanya
Mengapa yang disini justru lebih sibuk dengan urusan kekuasaan dan harta
Bukankah di sini tetap masih jauh lebih baik?
Mau adzan? Tak ada yang mengusik
Mau shalat? Mau seharian pun tak ada yang mengganggu
Mau berpuasa? Iklim dan cuaca tak menjadi masalah
Kurang apa lagi?
Dan hari ini
Rasa syukur kita orang Indonesia dipertanyakan kembali
Syukur, sehingga tidak lupa untuk berdoa
Syukur, sehingga tidak korupsi
Syukur, sehingga mengerti bahwa ketinggian ilmu itu bukan untuk sebuah keangkuhan
Sebelas kali terulang di angka sebelas hari ini
Lebih lama dari satu dekade
Tapi masihkan umat Islam di sini hanya sibuk untuk beretorika
Yang berlabel ustadz justru sibuk cari makan atau memprovokasi orang-orang yang bodoh
Yang berlabel politisi diam-diam mulai khianat
Yang berlabel pengusaha lebih tertarik untuk menyalakan lilin VOC
Yang berlabel birokrat …………………. payah
Sebelas kali terulang di angka sebelas hari ini
Ya Allah, semoga doa dari ustadz, politisi, pengusaha, birokrat dan kaum muslimin yang masih terjaga dalam keikhlasannya hingga hari ini
Menjadi pemberat atas pengabulan-Mu
Kami mendamba Indonesia yang merdeka sejati
Indonesia yang teduh dalam naungan Islam
Karena umat Islamnya mencintai apa yang mereka yakini
Kami mendamba Indonesia baru seperti apa yang diimpikan para pendahulu kami
Para pahlawan kusuma bangsa
Sebelas kali terulang di angka sebelas hari ini
Aku masih berusaha untuk menjadi bagian terkecil perubahan itu
Aku berharap ada goresan namaku di panggung sejarah hidup ini nantinya
Yang akan kulihat di akhirat kelak
Sebuah pahatan emas yang ketika kulirik ke atas
Ada sebuah nama yang menaungi namaku