Alhamdulillah, malam ini aku kembali ke formasi yang lama kutinggalkan. Kebersamaan yang penuh berkah untuk belajar dan menera kalimat Allah. Mengkaji hikmah dan mendalami makna dakwah. Hemm bisa sungkem lagi dengan murobbiku yang telah 5 pertemuan tak kutemui. Juga berjabat tangan dengan rekan-rekanku, para pejuang yang luar biasa di tanah juang mereka masing-masing. Malam ini aku kembali lagi.
Dimulai dengan datang terlambat (kebiasaan buruk yang kadang-kadang baik, loh kok bisa) karena harus mengantar temanku dulu, aku diberi kesempatan untuk berbagi cerita selama di Jerman. Keyword-ku adalah, Eropa mengajarkanku kedamaian dan toleransi. Eropa memberi ibrah bagiku bahwa di negeri itu pun seorang muslim tetap bisa menjaga permatanya yang paling berharga. Eropa memberiku hadiah dengan ribuan hikmah yang membuatku semakin takjub dengan kebesaran Allah, sang pemilik hikmah.
Dan materi pun disampaikan oleh beliau. Ada kata yang aku garis bawahi, “Jangan pernah meremehkan potensi diri kalian, kalian adalah orang-orang hebat yang akan mampu mewujudkan mimpi-mimpi besar kalian”. Dan berbagai kisah hikmah beliau paparkan. Kesimpulanku sementara, memanglah menjadi seorang murabbi itu harus menceburkan diri dengan berbagai tantangan dan pengalaman agar memiliki kisah dan hikmah. Menjadi seorang senior itu tak cukup menyuruh apalagi memerintah, tetapi berbagi kisah untuk membangkitkan motivasi diri. Yah, motivasi diri, karena hakikatnya pribadilah yang bergerak dan membuat sejarah, bukan suruhan apalagi tekanan.
Aku menyadari, perjalanan panjangku, suka dukaku ini pasti akan semakin indah di masanya kelak. Sekarang pun ia adalah buah manis yang akan menginspirasi banyak orang. Apalagi jika di masa nanti. Inilah skenario indah dari Allah ketika mempertemukanku dengan orang-orang yang hebat dan penuh hikmah. Seperti halnya sering dikatakan Pak Cahyadi ketika mengutip intisari dari Surah Ar-Rahman, kebaikan itu akan senantiasa mendatangkan kebaikan yang lainnya. Yah, memang tidak ada pilihan lagi, kecuali membuat kebaikan tanpa kenal lelah. Terima kasih murabbiku.