Melihat Kuala Lumpur di Malam Hari
Tuang rumah yang baik adalah yang memberikan layanan bagi para tamunya. Itulah rupanya filosofi yang dipegang para master tea. Malam ini, dengan mobilnya yang mewah, master San Chahua mengantar kami jalan-jalan mengelilingi kota Kuala Lumpur. Tentu saja tujuan utama kami adalah Twin Tower, menara kembar Petronas yang sering dibangga-banggakan banyak orang yang berkunjung ke negeri ini sekaligus impian banyak orang yang ingin berfoto di sana.
Harus kuakui, pengaruh Eropa sangat kental mewarnai kota ini. Penataan cahaya di bangunan kota ini jelas tidak serampangan lagi seperti Jakarta. Keindahan kota di malam hari terpancar dari bangunan pencakar langit dan taman-taman di depannya. Begitu pun Twin Tower dan KL Tower, bangunan tertinggi di KL. Kedua icon kota Kuala Lumpur itu memang terlihat indah jika disaksikan di malam hari.
Kuliah praktik fotografi kembali dilanjutkan tepat di depan KLCC dan Twin Tower. Berkali-kali aku masih gagal mempersembahkan foto yang bagus dari sosok master Indrawan Yepe. Maaf ya master, aku belum bisa membuat gambar yang bagus tentang sosokmu di icon Malaysia itu. Sementara dirimu berhasil menjepretku dengan kualitas gambar yang bagus-bagus. Tapi inilah pentingnya bagiku belajar tentang fotografi. Jika aku memang sungguh-sungguh ingin jadi traveler, kemampuan fotografiku harus kuperbaiki sebelum datangnya kesempatan-kesempatan kejutan berikutnya.
Usai dari Twin Tower, kami diajak berkeliling ke Little India, China Town dan berbagai bangunan monumental di ibukota Malaysia itu. Kami berhenti di depan istana Sultan Abdul Samad, sebuah bangunan sejarah. Kira-kira seperti kawasan Monasnya Jakarta. Di situ lagi-lagi aku belajar fotografi dengan memadukan pemandangan malam yang bercahaya itu. Masih belum berhasil rupanya. Besok pagi masih harus kulanjutkan. Dan inilah akhir dari jalan-jalan kita malam hari ini.
bersambung ….