Perjumpaan Keluarga Pintu

Pagi-pagi sekali kami sudah bangun, mandi dan shalat subuh di Surau. Karena kami membayar sedikit lebih murah, kami menawarkan konsekuensi bahwa kami angkat kaki lebih awal. Karena hari ini rencananya kami akan ke Kampung Baru untuk bersilaturahim ke rumah Cikgu Chaerul yang mengantar kami ke Hotel Shangrila kemarin lusa.

Kami telah mengirim pesan kepadanya. Kami tunggu cukup lama tapi tak kunjung berbalas jawaban. Kami masih menikmati diskusi pagi hari itu sambil mengocok ENERICE dan ENERSOY yang masih ready stock. Beneran, kami selama 4 hari ini sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk membeli makanan di warung. Bukan karena mahal, karena harganya masih standar Berau lah ketika aku di Kalimantan pada bulan Oktober lalu. Karena hari mulai terik dan tak kunjung ada jawaban kami memutuskan untuk ke Masjid Jamek sekaligus kembali ke Dataran Merdeka dan Istana Sultan Abdul Samad.

Di Masjid Jamek, Dataran Merdeka, dan Istana Sultan Abdul Samad, kami menjumpai pemandangan yang tidak biasa. Jika kita tidak jeli niscaya kita tidak banyak tahu pemandangan ganjil itu. Apalagi jika kita tidak pernah mengenal arti-arti symbol dari sebuah pola geometris. Di beberapa titik kawasan itu banyak dijumpai pola heksagonal yang sangat jelas, Bintang David. Di bangunan jendela masjid, di jalan utama Dataran Merdeka, semua selalu dihiasi pola-pola Bintang David sempurna. Kebetulankah? Terlalu cepat untuk menyimpulkan. Tetapi aku dan Pak Indrawan Yepe termasuk orang yang sensitif dengan hal ini.

Saat kami sedang menikmati suasana investigasi itu, tiba-tiba ada SMS yang masuk ke ponselku. Rupanya pagi hari ini, Faqieh Ad Dien Al Haq, salah satu rekan komunitas Pintu yang juga putra dari salah satu asatid UNS akan ke Pasar Seni atau yang dikenal dengan Central Market-nya Kuala Lumpur. Wah kebetulan yang baik, kami tidak sgera mendapat jawaban dari Cikgu Chaerul, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Pasar Seni dulu dengan harapan bertemu mereka.

Di Malaysia, kantor-kantor atau pusat bisnis terkadang buka pukul 9-10 pagi dan aktif 12 jam saja. Sehingga tidak usah heran jika jam 9-10 malam semua sudah tutup dan lengang, kecuali para pedagang kaki lima yang tetap beroperasi sampai dagangan mereka habis. Lah sama dong dengan di Indonesia? Memang. Bedanya mereka sudah lebih tertata dan terkelola dengan baik. Tidak asal nempel seperti di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Uang SGD kami masih tersisa banyak karena di Singapura kemarin hampir kami tidak mengeluarkan biaya. Makan ditraktir, transport dibayarin, kecuali pas naik MRT. Jadi uang SGD yang kami bawa hanya benar-benar berkurang banyak untuk membeli souvenir. Selebihnya masih banyak dan rasanya perlu kami tukarkan ke MYR mengingat uang MYR kami sudah menipis. Dan agenda kami di Pasar Seni ini sudah jelas, kami juga akan belanja souvenir khas Malaysia. Dan untuk para backpaker seperti kami, jelas incaran utamanya adalah gantungan kunci. Emang mau beli apa lagi?

Cukup lama kami menuggu, akhirnya datang juga Faqieh bersama dua orang rekannya. Kukira mereka datang dalam rangka kunjungan bersama teman-teman konferensinya. Ternyata agenda mereka telah selesai dan menghabiskan waktu berlibur di Kuala Lumpur. Tempatnya pun tidak di Kuala Lumpur, melainkan di Kuantan, salah satu zona yang terkena banjir parah kemarin. Syukurlah mereka selamat dari banjir setelah mushala yang mereka tiduri di hari pertama tergenang air sangat tinggi saat mereka telah cabut ke hotel tempat konferensi.

Itulah perjumpaan yang membahagiakan. Bagiku, ini kali keduaku bertemu Faqieh. Tapi entah mengapa, frekuensi kami cepat bersambung. Kami sepertinya bukan lagi orang jauh, melainkan seperti dua saudara yang sangat dekat. Keakraban pun langsung terjadi di antara kami saat perjumpaan itu. Bagi master Indrawan Yepe, tentu saja itu menjadi hal yang membanggakannya karena Faqieh adalah salah satu anak emas beliau di komunitas Pintu. Singkat cerita kami berfoto bersama dengan bendera Komunitas Pintu.

bersambung ….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.