Brotherhood : Meruntuhkan Egoisme

Sesi kedua adalah training Value yang terakhir pula. Ada Bapak Asep Sapaat yang merupakan garda terdepan pembina Sekolah Guru Indonesia, sebuah sayap pengabdian dari Beastudi Indonesia yang menugaskan para pejuang muda untuk menjadi agen perubahan di pelosok tanah air. Dan ini adalah untuk kali keduanya kami diajak beliau berdiskusi dan berbagi.

Training dimulai dengan sebuah video inspiratif dari seorang pecinta gelandangan dari India. Sebuah contoh nyata rasa kemanusiaan bahwa semua manusia itu adalah saudara. Sebuah pengingat kepada kita khususnya yang sejatinya muslim dan dititahkan bahwa semua umat Islam itu bersaudara. Maka film itu mengundang inspirasi bagi kami untuk berbagi dan mengeluarkan segala unek-unek kami ketika beliau meminta kami berpendapat.

Pada value kali ini, beliau kembali mereview sebuah karakter dasar yang harus dibentuk oleh orang Indonesia hari ini, yakni tidak egois. Yah, dua kata sederhana, tapi inilah akar masalah bangsa ini yang belum beres sehingga berdampak pada rusaknya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara akibat lahirnya sifat-sifat turunannya.

Egoisme telah merenggut jiwa-jiwa nasionalisme menjadi nasionalisme yang pragmatis. Egoisme telah merenggut jiwa-jiwa hanif untuk terjebak dalam kenikmatan ibadah ritual hingga lupa akan tanggungjawab sosial. Egoisme meruntuhkan sendi-sendiĀ  perekonomian dan kesejahteraan masyarakat karena sifat tamak dan rakus melahirkan korupsi dan segala perangkatnya. Sederhana tapi mengerikan. Dan dari sifat yang sangat buruk itu maka mustahil akan tercipta sebuah rasa persaudaraan karena yang ada hanya manusia-manusia yang memikirkan diri sendiri.

Maka dalam mewujudkan semangat persaudaraan ini, sendi pertama yang harus ditegakkan adalah tidak egois. Atau dengan kata lain kita hancurkan sifat egois di dalam diri masing-masing. Berorientasi pada sebuah kepentingan yang lebih besar dan maslahat. Bervisi untuk sebuah peradaban yang lebih beradap. Bergerak untuk sebuah perubahan. Berani dan senantiasa mengambil langkah taktis untuk berinovasi. Bukan sekedar berbusa-busa dalam retorika, tetapi langkah nyata yang dapat dirasakan meskipun di mata orang hanya hal yang kecil.

Persaudaraan akan mengajarkan kepada kita bahwa kita memiliki jiwa yang satu. Dalam spirit ini, kita diikat oleh keimanan dan keyakinan yang satu. Persaudaraan sejati hanya ada pada visi yang jelas untuk satu tujuan yaitu syurga. Yah, syurga inilah yang akan menjadi mimpi kita bersama bahwa setelah kematian nanti kita berharap dipertemukan di sana lagi. Maka dari itulah saat ini kita berjuang mati-matian membuat jejak hidup, saling membantu meringankan beban dan mewujudkan sebuah mimpi besar di dunia yang bernama perdamaian.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.