Sekilas baca judul ini, aku yakin ada yang mulai berpikir aneh tentang diriku. Siapa sih NH? Cewekku ya. Ha ha ha. Kan NH bisa kepanjangannya Nur Hidayah (wuih nama cewek kan), atau Nabila Hawa (makin ngaco). Bukan itu kawan, NH adalah Nurul Huda. Siapa dia? Temanku? Bukan juga. Lho siapa sih? Mbulet2 amat ya nulisnya. Simak liputan selengkapnya.

Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

Ha ha, kayak nulis kisah asmara aja ya. Aku dulu pertama kali ke UNS sempat tersasar ke sana kemari. Mulai dari blusukan di kawasan Sangkrah (yang waktu itu aku ketemu dengan banyak preman, hiii ngeri) hingga muter-muter ga jelas sebelum akhirnya sampai di Jl. Ir. Sutami. Akhirnya aku melihat gerbang almamaterku tercinta. Itulah Universitas Sebelas Maret. Lho bukan Universitas Negeri Surakarta ta? Secara, UNS kan harusnya singkatannya begitu. Hemm, kata Prof. Ravik, rector kami ya begitulah UNS = Universitas Sebelas Maret. Udahlah bilang iya aja deh. Dari pada mbulet-mbulet dan ruwet pada pembahasan sebuah nama.

Setelah puas menatapnya akhirnya aku segera masuk dan menjelajahi kampus hijau itu. Hingga sampailah aku pada suatu bangunan berwarna hijau yang tampak tua namun begitu ramah menyapa penghuninya. Itulah NH, Nurul Huda. Oalah, masjid kampus ta? Iya betul. Itulah masjid kampusku yang telah melahirkan banyak kader dakwah yang terus bersemangat meneruskan perjuangan Rasulullah. Dan aku pun jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Disinilah aku lepas lelahku dan kusandarkan badanku pada tiang-tiangnya yang megah.

Saat itu aku melihat pohon-pohon di depannya mulai ditebang. Ada apa gerangan? Sepertinya aka nada sesuatu proyek besar yang akan dijalankan di sini. Karena beberapa waktu kemudian banyak pekerja yang menggali saluran untuk pondasi. Akhirnya aku tahu bahwa suatu saat masjid ini akan segera direnovasi menjadi bangunan baru yang lebih kokoh.

Dari Syura hingga Daurah

NH, begitu aku dan semua pecintanya memanggil namanya, telah menjadi saksi sejarah bagaimana kader-kader dakwah di bentuk di sini. Di sana tersimpan hijab—hijab berwarna hijau yang akan selalu merekam percakapan dan berbagai syura perencanaan dakwah para pejuang Islam ini untuk senantiasa menghidupkan nuansa ke-Islam-an kampus UNS. Kata Aa Bim, itulah saksi bisu bagaimana semangat dan gagasan terkomunikasikan, bahkan hingga Cinta Lintas Hijab mulai bermunculan. Apa pun itu, kenangan akan NH dahulu adalah kenangan yang amat manis dan heroic.

Tak lupa daurah-daurah dan kajian senantiasa mewarnai kehidupan masjid kampus yang telah berusia 3 dekade itu. Masjid itu menjadi saksi hadirnya para pembesar di negeri ini untuk “medhar sabda” kepada para generasi muda, hingga kita bisa melihat hari ini ada banyak generasi Islam yang kokoh dan luar biasa terlahir dari rahim pembinaan masjid ini. Aku sendiri melihat banyak ustadz bahkan menteri mengunjungi masjid kampus ini. Adalah sebuah hal yang istimewa kurasakan bersama masjid yang begitu bersejarah ini. Bersejarah karena didirikan oleh rektor UNS yang berlatar belakang angkatan bersenjata. Konon waktu itu merupakan hal yang sangat tabu jika seorang ABRI begitu dekat dengan dakwah Islam, karena begitu kuatnya doktrin Pancasila melekat erat dalam dada mereka.

Dan Kini Ia Sedang Berganti Cover

Ha ha, mengapa aku menggunakan istilah cover. Secara terpisah aku baca postingan adikku di blognya tentang MHMMD ada foto peta hidup yang menyatakan pertama X ganti cover (maksudnya apa? Cari sendiri). Intinya sekarang NH yang dulu hijau dan ramai jamaah sekarang telah dihancurkan oleh bulldozer hingga rata dengan tanah. Eit, tenang, bukan untuk selamanya, karena setelahnya akan dibangun lagi NH yang baru dan lebih megah. Dan itulah dia, sedang mengalami pergantian cover.

Cerita tentang pembangunan NH ini pun menurutku benar-benar luar biasa. Awalnya takmir hanya ingin merenovasi bertahap (secara kalo mau ngebangun ulang juga butuh dana bermilyar-milyar). Sampai ada GISS (Gerakan Infak Seribu Seminggu) yang melibatkan relawan dari mahasiswa. Selain itu penggalangan dana renovasi NH juga giat dilakukan di event-event besar. Alhamdulillah akhirnya bisa terkumpul hampir 2,5 M. Luar biasa kan jika itu dapat diraih dari infaq hanya selama kurang lebih 3 tahun.

Allah pun tak menyia-nyiakan kerja keras itu. Di tahun anggaran 2012 ini akhirnya pemerinta menyetujui proposal pembangunan kembali masjid kampus NH yang sekarang lebih akrab dengan NHIC (Nurul Huda Islamic Center) dengan angka 14 M. Luar biasa, insya Allah cukup untuk membangun kembali masjid kampus dengan kapasitas dan fasilitas yang lebih baik. Alhamdulillah, kini kau akan segera menjadi lebih gagah NH. Makin cinta deh ma kamu. Suatu saat setelah aku lulus nanti, aku pasti kembali untuk melihat wajahmu yang baru.

NHq sayang, inilah kisah cinta kita yang bisa kutulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.