Konon, mengapa kehidupan kita sekarang sedemikian rempong? Sebab pendidikan di keluarga banyak yang belum mampu memberikan rasa yang paripurna pada manusia-manusia di dalamnya. Bahwa manusia punya hasrat untuk eksis, diakui, dan mendapatkan segala bentuk pengakuannya memang iya. Tapi keluarga lah yang bisa membentuk manusia untuk selesai dengan dirinya sendiri sebelum berurusan dengan banyak manusia di […]
Pendidikan dengan Pendekatan Kewajiban
Kita terbiasa dididik dengan pendekatan hak, bukan dengan pendekatan kewajiban. Kebiasaan kita (saya akui juga) menyalahkan pihak lain karena kita lebih fokus mengklaim dan menuntut hak yang harus kita terima, sehingga kita sibuk mengawasi apakah pihak lain sudah menjalankan kewajibannya pada kita. Coba seandainya kita membalik cara berpikir kita bahwa kita itu hidup dengan kewajiban […]
Bunuh Diri Pendidikan
Sistem Pendidikan Pesantren dan Taman Siswa adalah dua model pendidikan khas Indonesia yang telah terbukti dan teruji membuat gerah para penjajah kolonial. Anehnya, kedua model pendidikan itu mulai dari sejarah hingga kurikulumnya tidak pernah dikaji dalam satu mata kuliah di berbagai program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jadi tidak perlu muluk-muluk bermimpi untuk […]
Penghancuran Kebudayaan
Di usia 26 tahun ini saya mencoba menggali ingatan tentang kehidupan desa. Masih jelas proses-proses alami yang kulalui hingga mengalami modifikasi setelah melalui dialektika pemahaman sekolah hingga kuliah yang bisa dikatakan 100% urban minded, alhamdulillah tidak tergerus oleh cara berpikir itu secara keseluruhan. Meskipun ini bukan kesimpulan final, tapi saya berani mengatakan bahwa institusi sekolah […]
Otonomi Keilmuan yang Tidak Otonom
UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 Pasal 24 (1) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, pada perguruan tinggi berlaku kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan. (2) Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Saya tertarik dengan istilah “otonomi keilmuan” […]
Kompaniversitas
Beberapa kampus menutup jurusan-jurusan yang dianggap tidak prospek dan lulusannya tidak dapat diserap dunia kerja. Termasuk salah satunya kampusku tercinta, yang menutup jurusan pendidikan luar sekolah. Qiqiqi. Iki kode yang sangat jelas bahwa kampus-kampus sekarang memang bukan lembaga pendidikan dalam arti yang seharusnya, tetapi badan ekonomi yang bekerja berdasarkan prinsip supply and demand. Bukan membentuk […]
Karakter Muhammad
Sarapan pagi sama Pak Yudi, dapat pencerahan baru soal pembentukan karakter manusia. Kanjeng Nabi Muhammad itu menerima wahyu di usia-nya yang ke-40 tahun. Pertanyaannya? Sebelum usia 40 tahun itu Muhammad ngapain? Dan fase inilah hal yang hampir di semua kalangan umat Islam tidak pernah dibahas, apalagi diterjemahkan di dalam konsep pendidikan. Kajian shiroh, isine mung […]
Aset yang Sesungguhnya
Pak Suyudi, pendiri Sekolah Alam Bengawan Solo pernah berdiskusi dengan teman-teman Kopassus Kandang Menjangan sebelum pilpres 2014. Di hadapan beberapa anggota pasukan Baret Merah itu, beliau membantah argumentasi berkaitan dengan kerugian-kerugian negara yang selalu ditinjau dari sisi materi SDA. Beliau mengkritik Prabowo dan Jokowi yang dinilai tidak serius memperhitungkan nilai seorang manusia Indonesia, yang sesungguhnya […]
Pendidikan Itu …
Idealnya, pendidikan itu dijalankan oleh masyarakat sebagai proses penjagaan kebudayaan. Berkaca dalam sejarah Islam, pemerintah Islam (baca:khilafah) tidak bisa mengintervensi ulama dalam proses pendidikan. Mereka bisa saja menindas dan membantai para ulama, tetapi tidak pernah mampu menundukkan proses pendidikan yang diselenggarakan para ulama. Metode ini dijaga selama berabad-abad oleh para ulama. Di Indonesia, pesantren adalah […]
Pendidikan = Pemberadaban
Jika mahasiswa-mahasiswa setelah selesai dari kampus tidak berani bercita-cita ngambah desa meneh dan memulai proyek intelektualnya dari alam kebudayaannya sendiri, maka kelak akan lahir generasi yang tidak berdaya. Lha gimana akan berdaya, wong mereka menjauhkan diri dari ruh kehidupannya, dari sumber makanan yang jelas terjamin kehalalannya. Jika yang intelek saja memilih jadi kaum urban, apalagi […]