Setiap kali mendengarkan lagu Padang Mbulan yang telah digubah sejak tahun 1994 (kalau ga salah), terasa sekali sebuah kesadaran akan datangnya masa-masa kegelapan. Sayangnya ketika itu aku baru empat tahun dan belum paham apa-apa seandainya lagu itu pun diperdengarkan pada saat itu.

Masa kegelapan bukanlah seperti imajinasi visual film hollywood yang identik dengan langit gelap dan datangnya penyihir. Masa kegelapan dalam persepsiku adalah ketika kesejatian semakin banyak yang ditutupi oleh pencitraan, sehingga semakin susah untuk dikenali.

Di masa kegelapan ini, kewaspadaan batin harus selalu dijaga. Kesadaran ini akan menuntun tindakan-tindakan lahir kita agar tidak larut dalam mainstream, dan semoga tidak terlampau frustasi hingga menyeret kita ke jurang ekstrimisme dan menjadi bencana kehidupan yang baru.

Bersama datangnya masa kegelapan ini, lahir pula generasi yang memiliki kesadaran, kewaspadaan, dan kewaskitaan hidup yang sangat luar biasa. Mereka layak untuk dijadikan guru dalam membantu kita membaca kehidupan dan menempuh laku yang panjang ini.

Dibukanya mata batin itu bukan hal imajinatif. Ia adalah produk dari laku ruhani manusia sehingga dengan izin Allah, kita diberi tanda-tanda untuk melihat hal yang berbeda ketika kebanyakan orang tertipu. Tanda ini hanya akan dibaca oleh orang yang sanggup berendah hati dan menguasai dirinya sendiri. Bukan oleh orang yang akan mengaku-ngaku nabi (meski tak bilang dirinya nabi). Apalagi mengaku menjadi peramal dan mencari tarif untuk meneropongkan masa depan orang lain.

Surakarta, 15 Agustus 2015

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.