Kalian masih berharap para pegiat demokrasi (ala AS) dan HAM menyuarakan pembelaan kepada muslim Rohingnya, Palestina, dan umat Islam di belahan bumi lainnya?
Lha wong ajaran demokrasi (ala AS) sejak awal memang ditujukan untuk mengganti “hikmat kebijaksanaan” dengan “suara terbanyak”, artinya suara Tuhan bisa dikalahkan sama suara orang banyak, lebih cetho-nya kalau orang banyak menghendaki tidak ikut aturan Tuhan ya nggak apa-apa.
Lha wong ajaran HAM sejak awal memang ditujukan untuk mengganti Kewajiban Asasi Manusia yang ditetapkan Tuhan, dengan kehendak manusia yang penuh nafsu. Coba pikir, emang manusia itu hakikatnya punya hak apa. Hak hidup? Sejak kapan Tuhan punya kewajiban menghidupkanmu? Suka-suka Tuhan to mau menciptakanmu atau tidak. Kok nuntut hak.
Tertunaikannya hak-hak manusia lewat manusia lainnya, ya karena manusia menunaikan kewajiban asasinya. Misalnya manusia dilarang membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan dalam al Quran. Jika manusia menaati kewajiban ini maka selamatlah kehidupan manusia lainnya. Misalnya manusia wajib memelihara orang miskin dan anak yatim di sekitarnya. Jika manusia menaati kewajiban ini maka sejahteralah kehidupan manusia lainnya.
Ajaran HAM itu memang tidak hanya menyesatkan tapi mematikan pikiran. Kalau mati ditembak, selesai. Kalau mati pikirannya, meh piye lehmu ndadani. Mari berdoa agar Allah menguatkan kesabaran saudara-saudara kita di bumi-Nya yang sedang dizalimi oleh penguasa, penindas, dan siapa pun yang bersama dengan mereka. Juga mengaruniakan kecerahan pikiran bangsa ini yang bertahun-tahun gagal bersyukur atas karunia negeri yang hijau permai, bebas, dan penuh dengan peluang untuk melahirkan generasi hebat, tapi setiap hari terus bertengkar pada perkara remah-remah yang tidak penting. Saking bosannya melihat pertengkaran sesama umat Islam, akhirnya mending tidur atau menyepi di tempat-tempat yang tidak bising semacam itu.
Sejak awal, konsep demokrasi dan HAM yang dipopulerkan di kepala manusia sedunia saat ini memang bertujuan untuk membuat manusia tidak percaya Tuhan tanpa harus memerangi agamanya. Kan justru menguntungkan secara ekonomi jika umat Islam rajin bikin acara-acara yang mendukung demokrasi (ala AS) dan HAM. Bahkan sekarang banyak orang-orang cerdas yang rajin shalat dan Islami, namun dalam hatinya ridha dengan dua ajaran sesat itu kok.
Realitasnya kita memang tidak mampu melawan dan keluar dari kedua sistem jahat itu. Tapi semoga ketidakridhaan hati kita atas keduanya membuat Allah tetap menyayangi kita. Masio dosane saktumpuk, nek Allah jik sayang, selamet lah uripe dewe.
Ngawen, 20 November 2016