Penguasa dunia Islam (pasca khalifah 4) yang layak diteladani kebaikannya dalam banyak perjalanan hidupnya itu hanya segelintir (misal Umar bin Abdul Azis, Shalahuddin al Ayyubi, dll). Selebihnya kebanyakan adalah penguasa zalim dan kejam.

Tapi mengapa umat Islam tidak pecah seperti sekarang? Karena pemimpin umat Islam adalah ulama, bukan penguasa. Penguasa bisa berkuasa karena dilegitimasi kebanyakan ulama (tapi tetap ada satu dua ulama yang tidak bersedia memberikan legitimasinya, seperti Imam Abu Hanifah yang tidak berbaiat kepada satu pun penguasa Bani Umayyah).

Mengapa ulama kadang tidak mencabut legitimasinya walau saat itu penguasanya sangat zalim (contohnya di era Imam Ahmad bin Hanbal)? Karena para ulama memiliki pertimbangan matang agar darah umat terpelihara dan persatuan kaum muslimin terjaga. Jangan sampai terjadi perang saudara di kalangan umat Islam lagi seperti di era perang Siffin dan Karbala.

Sekarang mengapa kita awut-awutan? Karena kita tidak mengetahui siapa pemimpin kita. Mengapa? Karena kiblat sejarah dan beragama kita terlalu politis, selalu berorientasi materi dan kekuasaan semata, sehingga tidak mengenal lagi kehidupan para salafus shalih yang zuhud. Karena kita terlampau tertipu dengan aneka pencitraan dan mudah diperdaya oleh harta, tahta, wanita, makanya sekarang kita mudah bertengkar satu sama lain. Tak jarang pula, mudah makakke satu sama lain.

Juwiring, 9 Mei 2016

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.