Di alam sana (dalam khayalan saya), Bung Karno dan Hitler ngobrol.
“No, aku heran dengan anak-anakmu itu. Aku nggak pernah njajah mereka, tapi mereka bencinya setengah mati denganku. Apa mereka lupa kalau dulu aku ngirim armada kapal selam untuk membantumu mengalahkan Belanda? Dan aku kan juga tinggal di Indonesia, menjadi dokter hingga meninggal. Anehnya, mereka malah baik-baikan sama Belanda. Pas tim kesebelasan Belanda datang, di GBK mereka membuat sepanduk I LOVE YOU NETHERLAND”, celetuk Hitler.
“Nek soal benci sama kamu, karena mereka baper sehabis ditinggal Belanda, sehingga kesepian. Cen bocah-bocahku ki tayub je. Sudah diperkosa 350 tahun, yang memperkosa sampai kelelahan dan pulang. Tapi malah merayu-rayu lagi mencari yang lain. Dulu aku ajaki mereka biar tidak kemayu, malah aku yang terjungkal. Sekarang aku ketemu kamu jadinya. Jangankan kamu, aku juga nggumun kok Hit. Sepertinya anak-anakku memang kaum pecinta sejati yang ikhlas memberikan segalanya dan siap mencintai semuanya”, jawab Bung Karno.
Percakapan terputus, karena Lady Diana lewat sembari melemparkan senyum terindahnya kepada dua tokoh besar dunia itu.
Juwiring, 12 Mei 2016