Saat ditemukannya jasad Firaun ketika memasuki permulaan tahun 1900-an, tumbanglah kekuasaan monarki-teokrasi satu persatu yang ada di seluruh dunia, yang paling akhir tumbang adalah Kesultanan Turki Utsmani.

Satu per satu wilayah berubah menjadi negara-bangsa seperti konsep Firaun berkuasa di masa lalu, sekalipun beda-beda formatnya, ada yang republik ada yang tetap monarki, tapi prinsipnya sama dengan perkataan Firaun, “ana rabbukumul a’laa”.

Dan masyarakat dunia, termasuk umat Islam mulai beriman dengan demokrasi liberal atau monarki konstitusional. Sebenarnya kedua istilah itu netral. Jika di dalamnya dibangun dengan tauhid hasilnya akan berbeda dengan hari ini yang dibangun dengan filsafat materialisme.

Sebenarnya Indonesia adalah negara yang selamat dari fitnah kesyirikan itu. Hal itu membuat zionis tidak terima dan terus menggunakan segala cara untuk menumbangkan kedaulatan bangsa ini. Mulai dari adu domba kalangan ulama modernis dengan tradisional hingga tumbangnya pemimpin besar negeri ini, Bung Karno.

Dalam pandangan kasat mata, memang banyak perilaku bung Karno yang terkadang membuat marah para ulama karena dianggap nasionalis sekuler dan dekat dengan kalangan komunis. Tapi dalam pandangan makro dan konsistensi sikapnya memusuhi zionis dan kaki tangannya, maka bangsa ini semestinya menggali kembali sejarah beliau yang terkubur akibat distorsi sejarah.

Bung Karno bukan manusia sempurna, beliau suka dengan hal-hal yang mewah dan elegan, dan tentu saja yang berkaitan dengan perempuan. Tapi pikiran dan strategi kepemimpinannya baru bisa kupahami saat ini ketika Indonesia telah masuk dalam jebakan dan jerat kekuatan Ya’juj dan Ma’juj yang begitu kuat. Beliau adalah pemimpin yang memiliki intuisi kuat dalam melihat ketidakadilan dan berjuang menghadangnya, sehingga dicintai rakyat.

Dan sebagaimana nasib pemimpin besar, tidak disukai banyak orang yang mau menerima iming-iming dari kekuatan luar yang ingin menghancurkan dan menguasa Indonesia. Ketika jasad Firaun ditemukan, sebenarnya ada ayat yang berkaitan dengan hal itu, bahwa jasadnya adalah peringatan bagi orang-orang yang datang kemudian. Hanya saja berapa ulama yang paham atas fenomena ini? Ketika mereka terus menerus ribut pada perkara fikih bahkan hingga hari ini.

Dan ketika kehancuran melanda umat Islam hingga kekuasaan Firaun tegak kembali di muka bumi, semua tidak berdaya. Di bawah supremasi Pax-Americana saat ini, kekuasaan Firaun tegak dan terus menindas berbagai bangsa di muka bumi. Sekali lagi, para ulama tidak merumuskan cara dakwah Musa menurut al Quran. Bahkan banyak sekali di antara mereka yang tidak lagi mengenali tanda-tanda kebangkitan Firaun yang begitu jelas seperti saat ini.

Itulah mengapa Nabi pernah bersabda bahwa kelak al Quran hanya akan tinggal tulisannya saja. Ya, kita rajin membaca hingga memperlombakannya. Tapi adakah ia menjadi peringatan bagi kita. Terlebih di hari ini, setelah lebih dari 1 abad jasad Firaun ditemukan.

Juwiring, 4 November 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.