Hal yang begitu keren di negeri ini adalah Allah takdirkan keberagaman yang luar biasa banyaknya. Keberagaman yang berkumpul ini membuat siapa pun yang ingin menghancurkan negeri ini bingung dan mesti mikir panjang.
Banyak sekali pengkhianat di negeri ini, tetapi karena mereka saling mengkhianati makanya konstelasinya ruwet. Demikian pula orang baik juga banyak jumlahnya, tetapi mereka belum mampu saling mempercayai satu sama lain secara kaffah. Dan dari konstelasi yang rumit itu, semua dirumitkan oleh keberadaan orang-orang bingung tanpa kejelasan yang jumlahnya lebih banyak dan menghasilkan model kerumitan baru yang tak terbayangkan bentuknya.
Saya menemukan kebesaran Allah dari fenomena lahirnya persekutuan bangsa-bangsa (kita kumpulan bangsa, bukan suku bangsa) sehebat Nusantara ini. Demi Allah, saya tidak menemukan negara lain di dunia ini yang memiliki anomali seaneh Indonesia. Yang pemerintahannya sangat kacau luar biasa (kalau nggak mau dibilang ajur-ajuran ra karuan), tetapi masih eksis menjadi negara dengan tingkat kenyamanan yang oke. (NB: ini menyangkut sistem keseluruhan, bukan personal, yang masih belum bisa move on soal pilpres dilarang baper di sini)
Di negeri ini, orang bisa baca bismillah sambil nyolong duit rakyat. Rakyat bisa memuliakan orang yang nyumbang dana masjid dari hasil korupsi. Di negeri ini, orang bisa berjanji sepuasnya, tanpa harus melaksanakan janjinya. Sebaliknya, rakyat juga tidak risau untuk menuntut-nuntut keadilan atas pengingkaran janji yang dilakukan para pemimpinnya. Pokoknya saya sangat exited melihat anomali negeri ini yang nggak bisa dijelaskan ini.
Dari semua kekacauan itu, saya menemukan kebebasan hidup luar biasa yang bahkan negara liberal sekalipun tidak mampu menyelenggarakan kebebasan sebebas negeri ini. Ini negeri yang ultra-liberal, mungkin juga ultra-religius, sekaligus ultra-heterogen.
Semoga ini adalah modal sekaligus ketahanan agar negeri ini diselamatkan dari kehancuran perang seperti Timur Tengah atau kehancuran kebudayaan seperti negeri-negeri yang mengaku modern. Tapi, semua tergantung kita, masyarakat Nusantara ini.
Akhirnya, alhamdulillah saya lahir di Indonesia.
Juwiring, 5 Januari 2015