Beberapa sufi yang saya kenal di zaman modern ini bukanlah yang main klenik dalam persepsi kebanyakan orang. Barangkali mereka punya amalan rahasia sebagai laku spiritualnya. Tapi ketika berinteraksi dengan orang lain, mereka rasional kok. Penjelasannya masuk akal walau kadang asing, karena tidak ada di buku-buku sekolahan.
Mereka hidup layaknya manusia normal dan sederhana. Tapi mereka rajin meneliti sehingga memiliki temuan-temuan sains yang bermanfaat tapi sengaja tidak dipublikasikan mengingat ketidaksiapakan dunia akademik membangun dialog tentang perbedaan pemikiran. Belum lagi pemahaman mereka tentang hidup, bisa-bisa mereka disesat-sesatkan para ulama mainstream dan jadi viral.
Temuan-temuan mereka ada di berbagai bidang, mulai dari pertanian, kesehatan, logam, energi terbarukan, dll. Sejauh ini saya baru bisa mengadopsi sedikit tentang penemuan mereka dalam bidang kesehatan, setidaknya saya bisa menjaga diri agar tidak dekat-dekat dengan dokter (kecuali teman saya yang berprofesi sebagai dokter) dan rumah sakit karena dinyatakan sakit. Biayanya mahal soalnya, apalagi lihat layanan BPJS Kesehatan yang masih kayak gini.
Kesamaan pemikiran para sufi ini adalah bahwa manusia itu diciptakan sebagai makhluk terbaik, sehingga dia punya teknologi internal yang paling canggih. Secara jasmani, manusia adalah bagian dari alam, jadi semestinya pengembangan ilmu dan teknologi tidak melangkahi mekanisme alam yang sudah seimbang ini. Dan yang paling mengagumkan, mereka tidak bersedia mengkomersialisasikan penemuannya. Mereka tidak suka dengan gagasan hak paten dan hak cipta. Kalau tertarik ya belajar, kalau tidak ya jangan bilang-bilang ke publik. Biarkan yang diperjalankan akan ketemu dengan mereka dengan sendirinya.
Juwiring, 25 Oktober 2017
Satu gerakan yang selalu mengagumkan dari berbagai lintas zaman adalah tasawuf. Konsep tasawuf sendiri hari ini sering dipahami secara sempit, salah kaprah, dan cenderung dimusuhi oleh para penganut pemikiran modern kaffah.
Dalam sisi aplikatifnya, gerakan tasawuf memungkinkan umat Islam selamat dari fitnah dunia dan jebakan kekuasaan. Dengan tasawuf pula para ulama tidak mudah bertengkar dan pamer kepinteran seperti yang sedang marak sekarang. Dengan tasawuf pula lah orangĀ awam bisa memasuki pintu Islam lewat kedamaian, bukan dengan teror fikih yang keras.
Orang yang bertasawuf dengan sebenar-benarnya tidak mesti identik berpakaian aneh ala zaman pertengahan. Wong mereka hidup secara riil di tengah manusia dengan pikiran yang semeleh dan merdeka. Mereka merdeka dari berbagai ikatan kepentingan pragmatis sehingga tidak fanatik dukung mendukung sana sini hanya karena iklan dan pencitraan. Mereka berpijak pada keyakinan bahwa mereka pro-bumi, artinya mempertahankan tanah yang diwariskan untuk mereka dari leluhurnya dan memelihara kesejahteraanya, baik keseimbangan ekosistemnya maupun sosialnya.
Di zaman modern ini, para sufi tetap banyak. Mereka hidup di tengah-tengah kita. Tetap kalem, namun siap-siaga bila kelak diseru ketika kedaulatan mereka benar-benar dirampas. Mereka tidak peduli soal menang kalah dalam perang. Mereka hanya fokus berjihad mempertahankan apa yang diamanatkan untuk mereka, baik sendirian atau bersama-sama, sebagaimana mereka mencontoh teladan mereka, para Nabi. Hidup mulia dan merdeka atau mati secara terhormat.
Juwiring, 26 Oktober 2017