Sepemahaman saya, muallaf itu ya orang-orang yang tertarik dan simpatik pada Islam. Kalau sudah berikrar syahadat itu ya sudah muslim dong, bukan muallaf. Mosok bertahun-tahun bersyahadat dan mengamalkan syariat kok disebut muallaf.

Dalam banyak kasus, umat Islam hari ini adalah umat yang tidak merawat bahasa. Jangankan memelihara bahasa dan definisi al Quran, merawat bahasa hasil Islamisasi para ulama yang membumikan Islam di Nusantara ini saja tidak banyak dilakukan, bagaimana mau berdikari. Ujung-ujungnya kita sekarang dijajah aneka istilah Barat dan kehilangan pemahaman atas al Quran.

Ustadz M. Thalib adalah salah satu dari tokoh yang berani mengoreksi banyak kesalahan terjemahan al Quran dari Departemen Agama. Dan banyak ulama yang sebenarnya mengkritisi cara berpikir umat Islam dalam memahami istilah muslim, kafir, mukmin, dll yang lebih banyak terdistorsi oleh pandangan politis dan sektarian. Apalagi sekarang jika berbicara fikih, sudah bukan main politisinya.

Bagi yang jeli memahami bahasa, kita akan sampai pada kesadaran bahwa umat Islam sendiri sebenarnya abai terhadap kitab sucinya sendiri. Kita malas belajar dan mendalami al Quran melalui berbagai metode pendekatan. Kita disesatkan dalam klaim-klaim kebenaran sempit kita sendiri lalu membiarkan rasa benci menguasai hati untuk bermusuhan dengan pihak yang berseberangan pendapat dengan kita. Biasanya sebabnya, karena yang berseberangan pendapat dengan kita, mereka juga berseberangan kepentingan dengan kita, terutama menyangkut kepentingan politik dan ekonomi.

Juwiring, 8 Agustus 2017

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.