Tanah, api, air, dan angin konon usianya paling tua di antara semua makhluk Allah di bumi dan alam raya.
Kemudian tetumbuhan, kemudian hewan, baru jin dan manusia. Jadi manusia adalah penghuni paling muda di alam semesta ini. Diciptakan dengan kualifikasi terbaik.
Kemudian Allah mengutus para Nabi dan Rasul agar manusia menaikkan kualifikasinya menjadi Abdullah (abdinya Allah) sehingga bisa menjadi Khalifatullah (wakil Allah).
Tapi semua mekanisme itu sekarang sedang carut marut oleh sebuah agama yang bernama materialisme dan mekanisme yang bernama demokrasi (liberal). Kalau demokrasi beneran, pasti ga kayak gini.
Coba kalau dalam memilih pemimpin kita lihat sikapnya dulu kepada sesepuh alam ini, yaitu empat unsur itu, kemudian sikapnya kepada tetumbuhan, hewan, jin dan manusia, apa kira-kira masih banyak koruptor yang mangkal di Senayan dan kantor-kantor pemerintahan?
Tapi kayake kita sendiri juga ga gitu-gitu amat. Kita kan bangsa yang sekarang menuhankan diri sendiri, kayak Firaun. Wong menunjukkan sikap hormat pada makhluk-makhluk Allah yang senior itu aja malah sekarang diartikan syirik kok oleh kaum puritan. Lalu oleh kaum pedagang yang kapitalistik, tradisi-tradisi penghormatan itu dibelokkan untuk dijual sebagai obyek pariwisata.
Ini zaman di mana manusia mempertuhankan diri. Dengan prasangka keyakinan agamanya mereka saling membenci dan menghalalkan perang. Dengan sains dan teknologinya mereka mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan keseimbangannya, bahkan mengembangkan aneka senjata pemusnah kehidupan. Dengan teori-teori sosialnya mereka mengacak-acak aturan Allah dengan mengajarkan hak asasi manusia (atas dasar apa manusia punya hak asasi, wong 100 % saham kehidupan ini milik Allah), LGBT, dll.
Lalu saya tertegun, Kanjeng Nabi Muhammad jelas ga mungkin membawa risalah seperti yang diklaim orang-orang zaman sekarang. Sebagai rahmatan lil alamin, beliau ga mungkin se-ndeso klaim orang-orang modern yang pikirannya terpenggal-penggal dalam nafsu egosentrisme mereka. Nabiku yang agung pasti mengajarkan penghormatan pada makhluk-makhluk Allah yang senior, sehingga kehidupan menjadi harmoni. Makanya dalam perang pun dilarang menebangi pohon dan seabreg larangan yang membuat orang-orang beriman lebih memilih jalan tidak dengan perang. Saat berjalan di muka bumi, jangan menyombongkan diri.
Jadi, sebenarnya kita memang makhluk yang sangat kemaki. Diciptakan dengan kualifikasi terbaik, tapi kalau error daya hancurnya ya luar biasa. Coba nalarlah dengan wajar, misalnya kalau manusia itu suka sesama jenis gitu, betapa nganunya. Hewan aja nggak se-ndeso gitu lho.
Ngawen, 4 Juli 2017