Di antara hal yang memberi perubahan pada hidupku secara signifikan adalah ketika mendapat pencerahan soal akhir zaman. Pertama-tama ilmu ini saya serap dari puluhan kali ikut maiyahan. Banyak pernyataan Cak Nun yang sebenarnya menyiratkan hal itu seandainya kita renungkan sepulang dari maiyahan.
Selanjutnya secara akademik dan rasional diuraikan oleh Syaikh Imran Hosein. Dari kedua guru ini, seolah petualangan panjang terbentang untuk melakukan berbagai analisis dan mempertanyakan kembali berbagai hal yang dianggap baku selama ini. Ketika ditawarkan ke teman-teman, banyak yang menganggap aneh. Yes, berarti inilah pertanda dari hilangnya ilmu itu.
Saya lebih curiga bahwa pandangan umum orang hari ini soal akhir zaman yang seolah tidak melihat tanda-tanda apa pun sebenarnya memang karena tertutup oleh kabut tebal tipuan Dajjal. Karena ini adalah masa-masa fitnah. Jika ada hal-hal yang terlihat seolah-olah kebangkitan, sebenarnya itu hanyalah pseudo saja jika kita konsisten menggunakan pisau bedah al Quran dan realita sejarah Kanjeng Nabi.
Akhirnya, di titik ini memang kesimpulannya hanya sederhana, belajar terus dan bertahanlah. Sebenarnya kita semua saling menunggu dibukakannya kebenaran. Tapi ingat, sadarnya atas kebenaran setelah terbitnya matahari dari Barat itu dikatakan sudah terlambat. Tidak perlu berdebat soal terlambat dalam arti bagaimana, dan tidak perlu ribut soal masuk syurga atau nerakanya, yang jelas ini adalah fase kritis ketika matahari terbit dari Barat. Yang pasti, jangan terlambat untuk mengenali hal-hal yang seharusnya dipegang dan mana yang seharusnya ditinggalkan.
Mungkin ada yang masih terus menunggu matahari terbit dari barat dalam arti nyata yang bisa dilihat mata. Bagaimana jika itu adalah kiasan? Mungkin ada yang menunggu munculnya hewan yang bisa bicara, keliling dunia membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman untuk menandai manusia apakah termasuk mukmin atau kafir. Bagaimana jika itu adalah kiasan? Mungkin ada yang menunggu hal-hal yang aneh seperti ilustrasi dalam film-film Hollywood itu. Padahal hanya satu yang paling jelas tandanya dalam al Quran, yang dulu diangkat kelak akan diturunkan kembali menjadi hakim yang adil. Selainnya, kita bisa mulai mempertimbangkannya untuk kita kaji kembali apakah Nabi ketika itu memberi wejangan kepada sahabat seperti menunjukkan hukum fikih atau memberi pesan berjarak peradaban agar kelak disampaikan kepada umat manusia.
Juwiring, 6 November 2016