Simbah berkali-kali bilang,
——————————–
Di negeri ini, tenaga outsourcing (5-10 tahun) bebas mengatur, mengintimidasi, hingga memutasi pegawai tetap seumur hidup yang telah disumpah untuk berkhidmat kepada rakyat sampai mereka pensiun. Dan pegawai tetap tersebut tidak berdaya karena tidak ada tempat pengaduan dan lembaga yang melindunginya.
Di negeri ini pula, kurir aspirasinya rakyat merasa dirinya raja, sehingga minta dihormati dan diperlakukan layaknya raja, padahal sudah jelas tertulis “wakil rakyat”. Dan rakyat tidak berdaya menghadapi ketidakamanahan, keculasan, dan berbagai kemusykilan mereka. Tidak tahu harus mengadu ke mana.
——————————–
Dan dari semua itu, kadang saya bertanya dalam hati, katanya kita pernah belajar matematika dan bahasa. Kok kita bisa kebalik logikanya, berikut salah membuat kata yang kita sepakati bersama. Lalu di Fesbuk ini, kita lebih suka menghujat para tenaga outsourcing dan kurir tadi, ketimbang saling menasihati sesama kita yang khilaf akan matematika dan bahasa, sehingga kita salah logika dan salah milih kata. Dengan saling mengingatkan kita bisa bikin kesepakatan baru dan meluruskan kesalahan kita bersama selama ini.
Ya namanya tenaga outsourcing dan kurir, ya kelasnya gitu lah. Masak rakyat sekelas kita perbuatannya setara dengan tenaga outsourcing dan kurir.
Juwiring, 13 Juli 2016