Mengapa eksekutif hari ini bisa bertindak ngawur luar biasa? Sebab legislatifnya tidak bekerja dengan baik.
Mengapa legislatifnya tidak bekerja dengan baik? Sebab mayoritas kursinya diduduki oleh kader-kader partai yang nganu.
Mengapa partai-partai nganu pemilihnya banyak? Karena rakyatnya banyak yang nggak paham demokrasi dan banyak diintimidasi preman-preman yang berafiliasi dengan partai-partai nganu itu.
Jadi, kalau masih tertarik pemilu, cobalah pilih partai yang tahun 2014 perolehan suaranya kecil-kecil. Karena partai-partai yang suaranya besar kan sudah terbukti nganunya. Jadi sekarang jangan diulangi lagi kesalahan itu.
Kalau memang maniak sama pemilu, ya coba cari sensasi baru dong. Masak partai-partai nganu dibiarkan berkuasa lagi. Kalau pun nanti salah, kan 5 tahun ke depan tinggal nyoba yang baru lagi. Kan maniak pemilu, jare yen ra nyoblos ngko negara dalam bahaya. Jarene mereka itu lho ya.
Kalau sudah muak, ya dicoblos semua saja gambarnya. Atau piknik saja sama keluarga, nggak perlu buang-buang waktu ke TPS. Kalau soal pilpres mending nggak usah pusing. Siapa pun yang jadi presiden, sang bandar lah pemenangnya. Pemerintahan akan tetap berjalan, tetap ngutang, dan majeki rakyatnya. Bahkan tetap akan menggusuri rakyatnya.
Tidak ada yang berbahaya dengan peristiwa di atas. Yang bahaya justru pikiran kita yang mumet gara-gara politik sampai nggak fokus kerja dan telat bayar pajak sehingga kena denda. Atau gagal bayar kredit rumah dan mobil akhirnya disita.
Surakarta, 11 Maret 2019