Beliau adalah sedikit dari tokoh dunia Islam yang memiliki kemampun komunikasi dengan bahasa kaumnya sekaligus dapat memegang kendali pemerintahan. Argumentasi-argumentasi beliau dalam menerapkan nilai Islam di tengah negara sekuler ekstrim seperti Turki patut diacungi jempol.

Beliau seperti memberikan senjata makan tuan, karena beliau berargumen dengan term mereka, dengan HAM dan demokrasi. Beliau pun menyindir pemimpin-pemimpin Barat juga dengan term HAM dan Demokrasi, tapi kita mengetahui bagaimana komitmen beliau menegakkan nilai Islam di tanah yang pernah menjadi raja diraja dunia Islam itu.

Semoga Allah menjaga beliau dalam kebaikan, semoga Allah melahirkan pemimpin-pemimpin yang seperti beliau bahkan yang lebih baik lagi. Saat ini negeri-negeri muslim tengan dirundung ujian, karena perang saudara. Tokoh2 Islam yg bisa mengerti bahasa kaumnya belum mendapat tempat yang semestinya, bahkan terkadang dizalimi oleh pemerintahnya.

Di Indonesia, tidak bisa kita meniru modernitas Turki karena akar sejarah dan kultur kebangsaan kita berbeda. Kita bisa meneladani prinsip dan ketegasan beliau, tetapi juga harus merumuskan setrategi yang sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Nusantara. Kagumi prinsipnya, bukan latah meniru-niru sana sini.

Surakarta, 25 Mei 2015

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.