Pertahanan umat Islam itu berlapis dari politik, ekonomi, sosial kebudayaan, dan tauhid. Saat pertahanan politik dihancurkan (kekhalifahan dihapuskan) maka kita masih mampu bertahan dengan kekuatan ekonomi saat itu. Lalu kekuatan ekonomi Islam dijebak dalam ekonomi kapitalis, kita tetap bisa bertahan.
Kini sosial kebudayaan negeri-negeri muslim digoyang. Yang timur tengah dilumat perang saudara tak berkesudahan. Yang di Nusantara ditebari isu kebencian satu sama lain tidak ada habisnya. Satu-satunya benteng terakhir yang sempurna yakni tauhid. Ini bukan benteng formalitas seperti yang sering diperdebatkan belakangan ini, tapi ini adalah benteng yang sudah sistemik di dalam akal dan kalbu jutaan umat Islam.
Jika kekuatan tauhid ini berhasil dibangkitkan maka benteng-benteng yang melemah dan yang runtuh itu akan kembali tegak. Dan tidak ada tauhid dalam olok-olok dan perpecahan seperti yang sering diklaim oleh kelompok-kelompok ekstrim hari ini. Karena syurga itu milik Allah dan Dia tidak pernah mengangkat asisten manusia yang dibocori daftar semua penghuni syurga, bahkan Rasulullah saja juga hanya diberi beberapa kepastian saja, tapi tidak semuanya. Maka berhati-hatilah untuk mengkafir-kafirkan sesama saudaramu. Tugas kita saling menasihati, bukan mengolok-olok apalagi mengkafirkan.
Sungguh indahnya kesabaran umat Islam hari ini. Tetap bertahan untuk tidak menabuh genderang perang, sampai isyarat perang akhir zaman itu tiba. Perang memang akan terjadi, karena itu adalah konsekuensi ketidakadilan global hari ini terhadap umat Islam. Tetapi perang akhir zaman adalah perang seperti zaman Rasulullah lagi, yang strateginya mustahil ada di hari ini. Pukul musuh secepat-cepatnya, dengan korban sekecil-kecilnya. Dan dalam nubuwah akhir zaman telah jelas, musuh utama kaum muslimin adalah sekelompok Yahudi yang mengkhianati ajaran Taurat dan membuat kerusakan dunia selama berabad-abad ini. Merekalah yang akan disembelih oleh umat Islam, yang batu pun akan memberi tahu tempat persembunyian mereka. Selebihnya yang lain hanya dikalahkan demi tegaknya kembali kekhalifahan alaa minhajin nubuwah seperti masa Rasulullah.
Surakarta, 23 Mei 2015