Saat sekolah, guru geografi dan PPKn saya selalu mendoktrin bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan beragam kebudayaan. Sekilas indah dan mewah sekali bukan.

Kini setelah kuliah di pendidikan saya mulai melihat kejanggalannya. Bangsa Indonesia itu yang mana? Bukankah yang ada adalah bangsa Aceh, Gayo, Minang, Melayu, Sunda, Jawa, Dayak, Bugis, Bali, dll. Mengapa bangsa dan bukan suku bangsa? Karena kehidupan alam dan sistem nilai masing2 memiliki keunikan yang tinggi. Maka sebutan suku bangsa sangat merendahkan.

Maka Sumpah Pemuda seharusnya dimaknai sebagai ikrar persatuan, bukan peleburan. Orang Jawa tetap konsisten dengan ke-Jawa-annya, orang Sunda tetap dengan ke-Sunda-annya dst. Maka seharusnya bahasa, sastra, dan kebudayaan daerah tidak diletakkan sebagai pelajaran MUATAN LOKAL. Ia justru harusnya menjadi pelajaran primer di tingkat dasar bersama dengan pendidikan agama, wawasan nasional dan BAHASA INDONESIA.

Bahasa asing alangkah indahnya jika diajarkan di tingkat menengah include dengan pelajaran wawasan global. Sehingga anak-anak berangkat dari akar kebudayaan mereka masing-masing. Ilmu alam dan ilmu sosial kita sebenarnya lebih kaya jika berangkat dari daerah masing-masing (bottom up), tidak didikte dari Jakarta melulu seperti sekarang. Jika seorang generasi bangsa karakternya sudah matang, ilmu-ilmu dari Barat akan cepat dikuasai karena aslinya kita jauh lebih cerdas dalam banyak hal.

Tapi sekarang, kita melihat manusia campuran yang unik sekali, termasuk diri kita bukan. Celakanya banyak di antara kita justru inferior terhadap Barat, Utara, dan Arab. Memuji-muji mereka dan melaknati pendahulu kita sendiri. Khususnya umat Islam, warisan pendidikan pesantren yang telah dibangun para ulama dan membuat putra2 Nusantara saling terhubung dalam persatuan, justru ditinggalkan diganti dengan ego ke-ormas-an yang terkadang rawan ditunggangi kapitalisme.

Jadi apa cara hidup semacam ini tetap akan kita pertahankan?

Surakarta, 25 Mei 2015

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.