Isu perang dunia berhembus, terus do takon waduh sesuk piye ya. Lha mbok ben, perang yo ben perang. Wong wis jelas sing perang sing do rebutan gunung emas. Lha po kowe rep melu? Sementara Kanjeng Nabi wis dhawuh, orang beriman tidak boleh ikut dalam pertarungan itu.
Lha tapi nek mrembet tekan kene piye? Nek ngasi mrembet tekan pulau Jawa ini berarti ada di antara kita yang menjadi pengkhianat dengan menjadi salah satu bagian dari mereka. Tandanya, jenis-jenis manusia agen ini akan memprovokasimu mendukung salah satu bagian dari para petarung perang dunia yang nanti akan hancur.
Lha tapi nek perang nuklir terus dunia akan lenyap. Njuk piye? Bumi tidak akan lenyap, bahkan akan kembali berproses menuju keseimbangannya lagi. Makane duwe al Quran dienggo ngono lo Dab. Bahwa nanti akan penuh penderitaan dan menyakitkan, yo cen ngono kuwi konsekuensine perang nuklir habis-habisan.
Al Quran sendiri sudah menggambarkan kengerian peristiwa itu. Tapi wong-wong beriman ki ngko bakal bisa bertahan. Karena mereka terbiasa prihatin sejak sekarang, laku tirakatnya kenceng, relatif lebih kebal menghadapi berbagai ujian penyakit yang akan timbul di masa depan. Mulane aja engkrak-engkrik, aja kakehan mangan, tur aja kemaruk.
Lha perange suwe apa cepet? Lha yo mbuh kok takon aku. Wong perang Dunia 1 & 2 yang tingkat konstelasinya belum serumit dan sedahsyat perang dunia 3 saja butuh waktu hampir 50-an tahun kok. Apalagi ini sudah di titik persaingan antar kapitalis yang mengerikan, persaingan antar kubu ekstrimis agama yang parah, hingga kerusakan-kerusakan tata nilai yang sudah sangat serius. Ini perang brubuh, habis-habisan.
Lha apa perang ga bisa dicegah? Yo mbuh, wong perang juga belum terjadi gini og. Tapi kayake tetep bakal ada perang super dahsyat, mergane kuwi carane Gusti Allah memusnahkan semua Ya’juj dan Ma’juj sing saiki berkuasa di seluruh struktur kekuasaan neng donya. Mereka akan saling bertarung sampai hancur demi memperebutkan apa yang digambarkan sebagai gunung emas. Sehingga nanti umat Islam tinggal menghadapi musuh yang sejatinya, yang telah membuat desain kerusakan dunia sejak era fitnah di masa khalifah 4 hingga era renaisans Eropa hingga menimbulkan kerusakan parah seperti saat ini.
Lha terus piye? Yo ra piye-piye. Biasa wae. Kok kowe kayake wedi men ana apa ngono. Wedi mati? Lha kuwi penyakitmu.
Juwiring, 31 Oktober 2016