Israel yang sebenarnya memiliki kekuatan penuh untuk melenyapkan Palestina dalam waktu sekejap tidak bakal bertindak bodoh. Negara perampas itu tentu memperhatikan opini dunia agar tindakan mereka mendapatkan legitimasi. Makanya, penguasaan media global digencarkan. Setidaknya dunia mulai mudah ditipu dengan berbagai peristiwa manipulatif mulai dari isu terorisme hingga berbagai demonisasi pemimpin Arab yang berujung pada penyerbuan AS dan koalisinya untuk menjajah Timur Tengah. Penipuan semacam ini akan terus dilanjutkan tanpa henti.
Apa yang Anda pikirkan tentang Arab Springs? Demokratisasi Arab? Lihat hasilnya saat ini. Negara-negara yang mengalami Arab Springs hampir semuanya tidak stabil. Dimana-mana diciptakan konflik. Yang pada jangka panjang nanti pasti akan melahirkan kelompok-kelompok ekstremis yang mengacau negara masing-masing. Pada fase tertentu kelompok ekstremis ini boleh jadi akan berkuasa dan menebar ancaman teror di Timur Tengah. Saat ini kita sudah melihat bagaimana sepak terjang ISIS yang banyak diyakini tidak lain bentukan AS, Inggris, dan Israel sendiri. Dengan desain semacam ini, Israel akan memosisikan diri sebagai korban yang terancam untuk dihancurkan sehingga mereka berhak membela diri.
Di saat itulah ketika masyarakat dunia yang tertipu oleh media, mulai memberi restunya, maka Israel akan melakukan serangan paling mengerikan. Dan perang besar akan terjadi. Mengapa? Karena negara-negara Arab memiliki sekutu masing-masing kan. Dan perang yang sangat rumit akan terjadi. Susah membayangkannya, yang jelas persenjataan mutakhir kemungkinan akan dihabiskan di perang besar ini dengan kemenangan Israel. Lalu kelak akan muncul seseorang yang mengaku sebagai mesiah (sang juru selamat). Kehadirannya akan disambut gegap gempita oleh semua orang yang tertipu, kecuali orang-orang beriman yang dijaga pandangannya oleh Allah. Dengan berkuasanya Israel Raya, maka itulah fase hari ketiga Dajjal, yang dalam hadits Nabi digambarkan selama sepekan. Setelah itu hari-harinya Dajjal seperti biasa.
Lalu bagaimana dengan cerita Dajjal akan berkeliling dunia? Lha bukannya sekarang ajarannya sudah menyebar. Kita ditawari syurganya yang berupa kesenengan-kesenangan materi. Kita diprovokasi untuk menjauhi nerakanya yang berupa kesederhanaan hidup, perjuangan, penderitaan, dan berbagai laku pahit melawan aneka kerusakan ini. Jujur sajalah, kita hari ini cenderung pengin hidup enak meski harus menindas orang lain, atau memilih hidup nelangsa demi memberikan penghidupan pada yang lain. Hayo jujur aja? Saya pun mengakui bahwa sisi egoisme saya masih lebih dominan. Itulah mengapa Nabi menyuruh umat Islam lari ke gunung untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal. Bagaimana jika gunung kita artikan sebagai kawasan pedesaan yang masih alami di mana kehidupan dapat dicukupi dengan sistem mandiri sehingga kita lepas dari ketergantungan sistem ekonomi global? Kita mungkin merasa capek dengan bertani, tetapi mendapatkan kenikmatan hidup yang murni.
Lalu bagaimana dengan tersibaknya gunung emas di sungai Eufrat? Syaikh Imran menafsirkan bahwa itu adalah minyak. Mengapa? Alasan pertama, Rasulullah menyimbolkannya dengan emas, karena dolar yang hampir runtuh setelah tidak ada jaminan emas tiba-tiba menguat sejak dijamin oleh minyak dari negara-negara Arab Teluk. Yang kedua, jika itu adalah emas dalam arti lahirnya, seharusnya umat Islam boleh menggunakannya, tetapi Rasulullah justru melarang umat Islam mengambilnya dan melarang turut terlibat dalam perebutan gunung emas tersebut.
Lalu bagaimana dengan Ya’juj dan Ma’juj? Syaikh Imran menafsirkan bahwa itu adalah pola pemerintahan sekuler yang ada di seluruh dunia seperti saat ini. Ciri pemerintahan sekuler selalu meniadakan agama dan eksistensi Tuhan dalam negara. Secara otomatis para pemimpinnya lebih mengagamakan konstitusi negara, bukan aturan Tuhan. Ketika pemerintahan ini berkawin dengan sistem kapitalisme global maka banyak pemerintahan yang menindas masyarakat dengan berbagai mekanisme yang sangat halus seperti melalui inflasi, pajak, dan berbagai hal yang terus menambah beban hidup masyarakat sehingga mereka semakin diperbudak oleh pekerjaan. Rakyat mengalami berbagai penderitaan yang parah, terutama rusak pola pikirnya.
Demikianlah cerita tentang riba yang menjadi instrumen dasar lahirnya konspirasi global. Saya rasa ini adalah kajian paling logis yang membuat saya mempertemukan banyak hal terkait apa yang pernah saya pelajari. Beliau memberikan beberapa poin berdasarkan analisis beliau terhadap hadits-hadits akhir zaman. Sebenarnya masih banyak yang belum saya ungkap dalam tulisan ini. Tapi karena fokus utama dalam kajian ini adalah soal riba, maka saya cukupkan sampai di sini. Semoga Allah memanjangkan usia beliau untuk membimbing umat Islam dan menyadarkan dunia dari bahaya riba yang sudah sangat mengakar ini.
Saya tidak mengklaim bahwa kandungan tulisan saya pasti benar, karena tulisan ini adalah olah dari kerangka pemikiran Syaikh Imran Nadzhar Hosein menurut pemahaman saya dan saya perkaya dengan khazanah pengetahuan yang telah saya peroleh selama ini. Bagi yang ingin memberi sanggahan saya persilahkan. Semoga bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Wallahu a’lam.
Juwiring, 7 Oktober 2016