Nah, sekarang jangan tanya lagi soal riba atau tidak kita dalam bertransaksi. Menurut saya, transaksi kita saat ini secara hakikat ya riba kaffah, wong sistemnya sudah jelas semacam itu. Cuma kita berharap Allah memberi dispensasi kepada kita sebagai sesuatu yang darurat, karena kita juga tidak bisa lepas dari sistem itu saat ini. Asalkan kita kemudian mulai membangun tata kelola ekonomi mandiri seperti yang dicontohkan Nabi meskipun semakin sulit. Iya, zaman ini sangat sulit membangun masyarakat mandiri seperti Madinah, karena mayoritas kita pasti sangat tergiur dengan uang. Iya kan, mengaku saja, saya juga masih kok. Dikasih uang banyak mau banget lho.
Yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ekonomi umat Islam ya menerapkan etika dalam bermuamalah. Selain itu, umat Islam ya perlu kembali menjalani hidup sederhana seperti para salaf. Sederhana tidak lantas hidup dalam kemiskinan, tetapi menerapkan prinsip rasionalitas dalam hidup. Makan sesuai dengan kebutuhan tubuh, membeli sesuatu atas dasar kebutuhan riil, bukan sekedar buang-buang uang semata. Mulailah bekerja karena semangat pengabdian, bukan semata-mata demi mengejar bayaran. Ada banyak pekerjaan umat yang membutuhkan sentuhan generasi Islam hari ini, dan ia tidak menghasilkan keuntungan ekonomi apa pun. Kalau setiap kita selalu berorientasi bekerja demi gaji, bagaimana dengan banyak masalah yang tidak teratasi itu?
Umat Islam harus mulai sejak sekarang untuk menata barisan. Jangan bertengkar terus, apalagi ribut melulu soal pemilu. Bagaimana bisa negara kita akan pulih dan dipimpin seorang yang arif bijaksana sementara aturan memilih pemimpinnya ya tetap seperti itu, sistem ekonominya tetap menggunakan acuan seperti itu. Sembari sebagian melakukan jihad lewat konstitusi, parlemen, pers dll, harus ada segolongan umat Islam yang merintis pendirian peradaban Islam yang benar-benar sesuai manhaj Nabawi. Apa pilar utamanya? Masjid. Ya, umat Islam harus kembali menjadi masjid sebagai tempat berkumpulnya semua umat Islam, bukan seperti sekarang di mana sekolompok umat Islam dalam ormas atau madzhab menguasai masjid dan menjadikannya sebagai beskem. Akibatnya, umat Islam dianggap sebagai ladang persaingan. Kalau semacam ini, apa bedanya ormas Islam dengan negara-negara Eropa tadi yang berlomba menguasai dunia. Kalau negara Eropa menguasai dunia Islam, itu wajar, mereka dendam. Lha ini kalau sesama umat Islam kok bertengkar apa jadinya. Makanya, mari mulai sekarang kita jadikan masjid tempat yang nyaman untuk semuanya, dari yang paling sholeh maupun gentho.
Kita tidak punya waktu banyak lagi karena mau tidak mau kita akan menuju fase hari ketiga Dajjal. Kira-kira siapa penguasa barunya? Menurut analisis Syaikh Imran negara adidaya baru setelah Amerika Serikat adalah Israel. What? Yakin Israel? Itu kata beliau. Tapi saya juga cukup percaya dengan analisis beliau yang cukup cemerlang. Kehancuran ekonomi Amerika Serikat yang tinggal menunggu waktu. Para kapitalis yang di zaman kolonial sudah menancapkan kuku-kukunya, kini mulai mengakumulasi kekayaan mereka sebanyak-banyaknya. Secara tidak langsung, saat ini penguasa Amerika Serikat bukanlah pemerintahnya, tetapi adalah para konglomerat yang kekayaan mereka bisa mendikte para politisi di negeri tersebut, seperti halnya di negeri kita tercinta, Indonesia. Akumulasi kekayaan ini dipersiapkan untuk membiayai perang besar habis-habisan Israel untuk menjadi raja diraja dunia.
Saat ini Israel memang terlihat sangat kecil dan lemah. Tapi apakah Anda percaya dengan hal itu? Jika agen mereka saja bisa melobi negara-negara kapitalis, bahkan termasuk Amerika, berarti Israel bukanlah negara lemah. Negara pencaplok Palestina itu memiliki persenjataan dan kendali penuh atas banyak negara yang terjerat jaring ekonomi ribawi yang telah diasaskan sebelumnya. Ibaratnya begini, ketika Inggris pensiun sebagai kekuatan Dajjal, maka kekuatannya dibagi menjadi dua. Bagian ekonomi dialihkan ke Amerika Serikat, bagian kekuasaan disemai di Palestina. Ini sangat masuk akal karena memang target dari zionisme mendirikan kerajaan Israel Raya berdasarkan ajaran talmud yang mereka agungkan. Jika kekuatan ekonomi langsung dipusatkan ke Israel jelas sulit tumbuh, apalagi Palestina dikelilingi negara-negara Arab yang pemimpinnya masih memiliki perhatian pada Palestina walau tidak segigih penguasa kekhalifahan Islam. Makanya penguasaan ekonomi global dimulai dari Amerika dahulu. Bacalah sejarah penguasaan ekonomi Amerika, bagaimana perjuangan Thomas Jefferson, Andrew Jackson, hingga terakhir John F. Kennedy melawan para bankir jahat itu, sebelum akhirnya perjuangan mereka dipatahkan dan Amerika Serikat mutlak dalam kendali kapitalis.
(bersambung)
Juwiring, 7 Oktober 2016